Bahkan melalui media sosial Twitter-nya, Kang Emil turut mengunggah ulang potret "Mural is Dead" yang ditulis menggunakan cat merah itu.
Dalam unggahannya, Kang Emil menyebut bahwa keberadaan mural kritikan yang belakangan makin marak perlu dibicarakan.
"Kita ini harus berdialog, dalam merumuskan 'batas'. Batasan mana yang boleh dan pantas, mana yang tidak boleh dan tidak pantas," kata Ridwan Kamil dikutip dari akun Twitternya, Rabu (1/9).
Pembahasan mengenai batasan tersebut dinilai penting sebelum menyampaikan aspirasi maupun kritikan yang akan disampaikan di muka publik. Terlebih, saat ini masyarakat disuguhkan dengan dunia digital yang penyebarannya cukup luas.
"Di dunia digital pun, tidak semua dari kita paham, mana itu 'kritik' argumentatif mana itu 'buli/hinaan'," tandasnya.
"Mural is Dead" terpampang di papan reklame kosong di kawasan Monumen Perjuangan, Kota Bandung sejak Selasa (31/8). Dalam tulisan tersebut, terdapat seseorang yang dibubuhi tulisan Pol PP membawa rol cat.
Mural ini muncul tak lama setelah adanya mural bergambar mirip Presiden Joko Widodo di Flyover Pasopati yang kini sudah dihapus Satpol PP.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: