Padahal, Habib Rizieq bersama Front Pembela Islam (FPI) sebelum dibubarkan pemerintah bekerja maksimal mengampanyekan Prabowo-Sandiaga sepanjang Pilpres 2019.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto dalam melihat sikap politik Gerindra terhadap perjalanan hukum Habib Rizieq Shihab yang divonis penjara empat tahun dalam kasus tes usap Covid-19 Rumah Sakit Ummi Bogor.
"Patut disayangkan sikap Prabowo yang acuh tak acuh terhadap proses pemidanaan yang menjerat HRS, meskipun masyarakat menilai bahwa pengadilan tersebut lebih kuat anasir politisnya ketimbang penerapan hukum yang adil," ujar Satyo kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (3/9).
Sikap Prabowo tersebut kata Satyo, dipastikan akan berdampak pada basis dukungannya. Karena, besarnya sokongan suara dari kalangan Islam puritan seperti FPI memberikan gelontoran suara hingga di atas 44 persen dalam pemilu lalu.
"Karena acuh tak acuh terhadap persoalan HRS dan (Gerindra) urung menjadi oposan, diperkirakan 15-20 persen dukungan dari kelompok Islam puritan susut jika Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai capres dalam Pilpres 2024," pungkas Satyo.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: