Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jerry Massie: RPJMN Tak Efektif, Kembali Saja ke Pelita dan Repelita

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Kamis, 09 September 2021, 22:35 WIB
Jerry Massie: RPJMN Tak Efektif, Kembali Saja ke Pelita dan Repelita
Direktur Political and Public Policy Studies, Jerry Massie/Net
rmol news logo Program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang dipakai pemerintah saat ini dinilai masih kurang efektif. Untuk itu, pemerintah perlu mencari solusi lain dalam perencanaan pembangunan ke depan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Direktur Political and Public Policy Studies, Jerry Massie  menyarankan, agar sebaiknya perencanaan pembangunan dikembalikan ke program era Presiden Soeharto. Yakni Pelita atau Pembangunan Lima Tahun dan Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun).

"Kita tidak boleh lupa, program ini sejak tahun 1969 berjalan sukses lho. Bayangkan saja, inflasi kita pada tahun 1967 sekitar 600 persen dan turun sampai 10 persen pada 1969-1970," ujar Jerry Massie kepada wartawan, Kamis (9/9).

Saat itu, kata Jerry, grand strategy and grand design digagas begawan ekonomi Widjojo Nitisastro dan mantan Menteri Keuangan 3 periode Ali Wardhana.

Ada juga tim ekonomi era Soeharto yang berhasil mengantarkan ekonomi Indonesia menjadi yang terbaik di Asia. Ada nama-nama beken seperti Radius Prawiro, JB Sumarlin, sampai Mar'ie Muhammad.

"Memang orang-orang yang duduk di kabinet saat itu, benar-benar orang yang ahli, menguasai bidang, dan bahkan menguasai masalah. Bahkan secara empiris mereka adalah orang yang mumpuni," terangnya.

"Misalkan ayahanda Prabowo Subianto dua kali masuk kabinet yakni zaman Soekarno dan Soeharto. Beliau pun dibujuk balik Indonesia lantaran sudah berdomisili di luar," sambungnya.

Kemudian ada Menteri Ristek BJ Habibie. Dia pun, kata Jerry, sangat memumpuni hingga ditransfer dari Jerman. Serta Jenderal TNI Purn LB Moerdani yang harus diboyong dari Korea Selatan.
 
Saat ini, menurut Jerry, tokoh andal yang tersisa hanya begawan ekonomi Emil Salim. Itu pun tidak mendapat posisi strategis dalam rencana pembangunan pemerintah.

"Saat ini saya lihat banyak public policy yang amburadul khususnya soal infrastruktur baik pembangunan jalan, jembatan, dan gedung. Saya coba bandingkan jalan tol Jagorawi dan Cikampek yang dibangun di era Soeharto itu sangat bagus dan bertahan lama. Dan ini dibangun melalui konsep Repelita dan Pelita lho," tegasnya.

Ada pula midterm and long term (jangka menengah dan jangka panjang) yang sebetulnya bisa diadopsi kebijakan di era Presiden Soekarno dan Soeharto, sampai SBY. Itu adalah bukti, ada beberapa program di era itu yang baik tapi saat ini tak berlaku lagi.

Beda dengan masa lalu, terang Jerry, menteri-menteri di kabinet lebih banyak sibuk dengan urusan elektoral dan urusan politik.

"Saat ini kan political interest yang lebih kuat. Nah, kurangnya kelompok moderat, konservatif, dan bipartisan kalau di parlemen. Bahkan urusan kabinet saat ini di-take over oleh parpol, jadi di sanalah kendalanya," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA