Begitu yang disampaikan
oleh Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy,
Satyo Purwanto menanggapi hasil dua lembaga survei yang memperlihatkan
PDI Perjuangan masih berada diurutan paling atas tingkat
elektabilitasnya.
Menurut Satyo, persentase perolehan suara dari
metode survei lebih dipengaruhi oleh popularitas dari partai tersebut,
sehingga angka yang diperoleh menunjukkan memori orang ketika diberikan
pertanyaan secara spontan.
"Prosentase itu belum dipengaruhi oleh
persepsi masyarakat dalam skala waktu dan akan bersifat sangat
subjektif dan tipikal pemilih di Indonesia mayoritas romantik akan
banyak dipengaruhi oleh ingatan jangka pendek yang sarat dengan rasa
atau emosi," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (10/9).
Sehingga
kata Satyo, tidak heran jika angka yang diperoleh lembaga survei bisa
dianggap mempresentasikan subjektifitas pemilih jika dibandingkan dengan
perolehan suara PDIP pada 2019 yang mengalami defisit dua persen.
"Sedangkan
Gerindra, Golkar dan seluruh partai pendukung pemerintah mengalami
penurunan tingkat elektoral cukup signifikan," kata Satyo.
Akan tetapi, Partai Demokrat dan PKS menurut Satyo, justru mendapatkan rebound persepsi masyarakat saat ini.
"Dan
bukan tidak mungkin jika mereka bisa mempertahankan komitmen kritis
terhadap kebijakan pemerintah, prosentase mereka khususnya PD (Partai
Demokrat) bisa menyodok keurutan 4 mungkin bisa ke 3," jelas Satyo.
Selain
itu sambung Satyo, fenomena di Indonesia terkait perolehan kursi partai
politik di tingkat nasional akan sangat kuat dipengaruhi ketokohan dari
Capres yang diusung oleh parpol.
"Jika parpol dapat menentukan
capres yang dianggap oleh masyarakat sebagai 'juru selamat', maka dapat
dipastikan efek ekor jas itu akan kencang mengerek tingkat elektoral
parpol tersebut, biasanya pemilih tidak memperdulikan lagi partai mana
yang mengusung si 'juru selamat' tersebut fenomena ini terjadi ketika
Pilpres 2004 yang memenangkan SBY dan 2014 Jokowi berhasil jadi
pemenangnya," pungkas Satyo.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: