Demikian disampaikan Ketua Umum dan Pendiri Forum Satu Bangsa, oleh Hery Haryanto Azumi saat menginisiasi acara Rembug Arus Bawah di Blitar, Jawa Timur, Senin (13/9).
Acara rembugan itu melibatkan kaum Marhaen dan kaum Nahdliyyin dari berbagai elemen profesi yang menjadi legitimasi arus bawah.
Hadir sebagai keynote speaker dalam Rembug Arus Bawah ini, Gus Syauqi Maruf Amin, Pembina Forum Santri Milenial Center (Simac), dan narasumber Cokro Wibowo Sumarsono, Ketua Umum Gerakan Pemuda Desa Mandiri.
Gus Syauqi menegaskan bahwa Negara Indonesia ini dibangun atas dasar kalimah sawa (kesepakatan) di antara berbagai elemen arus bawah yang ada di negeri ini, baik yang berideologi keagamaan maupun kebangsaan.
Landasan yang dibangun oleh para founding fathers negara ini harus terus dijaga dan dilanjutkan.
"Warisan kepahlawan yang diturunkan oleh para pendiri bangsa harus diapresiasi oleh generasi bangsa hari ini dengan mewariskan kebesaran dan keagungan kepada masa depan," demikian pernyataan Gus Syauqi.
Sementara itu, Cokro Wibowo menambahkan bahwa Rembug Arus Bawah ini diselenggarakan untuk menyatukan visi kaum Arus Bawah dalam memperjuangkan dan menyelamatkan arah bangsa ini.
"Kaum Marhaen dan Kaum Nahdliyyin dan kaum-kaum lainnya harus bersatu untuk mewujudkan politik yang memihak kepada arus bawah masyarakat Indonesia," demikian Cokro menegaskan.
Hery menambahkan, gerakan Arus Bawah tidak berarti anti Arus Atas, tetapi mensinergikan dan menyelaraskan semua potensi yang ada untuk kepentingan bangsa dan negara.
"Gerakan Arus Bawah bukanlah revolusi seperti dalam sejarah Barat, namun sebuah resolusi politik bagi Bangsa Indonesia. Pilar harmoni dan sinergi akan membedakan arah resolusi politik ini dari watak konflik yang ada dalam sejarah revolusi ala Barat," demikian mantan Ketum PB PMII ini menguraikan.
Mantan Wasekjen PBNU ini juga menjelaskan bahwa salah satu model Resolusi ini adalah gagasan Wakil Presiden KH Maruf Amin yang tertuang dalam Blueprint Arus Baru Indonesia.
Kata Hery, Kiai Maruf Amin mengusulkan konsep Arus Baru Indonesia untuk mendorong kerja sama antara arus bawah ekonomi dan arus atas (konglomerasi).
Dalam pandangan Kiai Maruf, dijelaskan Heri, hanya dengan kerja sama, win-win solution dapat tercapai. Kerja sama ekonomi akan memperkuat bukan memperlemah.
Rembug Arus Bawah ini dihadiri oleh berbagai elemen lintas agama dan lintas sektor: Ansor, Pecalang, Paguyuban Tosan Aji, kelompok pelukis, kelompok pedagang, padepokan budaya, pegiat lingkungan hidup, kelompok jaranan, pegiat desa wisata. Selain itu, ada juga elemen kelompok peternak, laskar budaya, komunitas pupuk organik, paguyuban beladiri, dan alumni pesantren.
Para peserta memberikan sambutan antusias terhadap acara ini dan meminta agar forum rembug ini dilanjutkan secara kongkrit agar menjadi gerakan akar rumput di seluruh Indonesia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.