Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pangkostrad Memberi Peringatan Agar Komitmen Keagamaan dan Kebangsaan Satu Tarikan Napas

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Kamis, 16 September 2021, 10:58 WIB
Pangkostrad Memberi Peringatan Agar Komitmen Keagamaan dan Kebangsaan Satu Tarikan Napas
Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKB Maman Imanulhaq/Net
rmol news logo Pernyataan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman mengenai fanatisme beragama merupakan sebuah peringatan. Dia mewanti-wanti karena sikap fanatik dalam beragama yang berujung pada disharmoni antarpemeluk agama masih marak terjadi di Indonesia.

Begitu disampaikan anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKB Maman Imanulhaq saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL , Kamis siang (16/9).

"Apa yang dikatakan Letnan Jenderal Dudung Abdurrachman adalah sebuah warning yang harus diantisipasi oleh kita," katanya.

Maman mengurai bahwa relasi antara agama dan negara harus selaras dalam bingkai persaudaraan. Dengan kata lain, komitmen keagamaan dan komitmen kebangsaan di Indonesia ini harus ada dalam satu tarikan napas.

"Agama kita memang berbeda, kepercayaan kita memang tidak sama, tetapi itu harus diletakkan pada konteks saling mengenal saling memahami saling mencintai dan mengukuhkan," ujar Maman.

Menurut Wakil Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB ini, ada beberapa faktor yang membuat fanatisme agama seolah membabibuta.

Pertama adalah kurangnya literasi keagamaan yang mengacu kepada moderasi agama. Sehingga, agama yang seharusnya menjadi spirit untuk perubahan dan perdamaian justru dipakai sebagai alasan orang untuk melakukan klaim kebenaran sendiri dan menganggap orang lain salah.

"Makanya, gerakan literasi dan moderasi agama menjadi kata kunci agar tidak muncul fanatisme buta seperti yang terjadi akhir-akhir ini," tuturnya.

Kedua, media sosial (medsos) dewasa ini dipenuhi oleh kelompok-kelompok yang memang mendakwahkan nilai-nilai fanatisme buta. Sementara kelompok-kelompok moderat tidak terlalu agresif atau tidak terlalu aware dalam menguasai medsos.

"Dan ini yang terjadi, akhirnya yang masyarakat asalnya pun berfikiran moderat, akhirnya terbawa kepada fanatisme itu," demikian Maman Imanulhaq.

Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurrachman sebelumnya mengingatkan seluruh jajarannya di Kostrad untuk tidak bersikap fanatik terhadap agama. Menurutnya, semua agama sama di mata Tuhan Yang Maha Esa.

"Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan," kata saat memberikan pengarahan di Batalyon Zeni Tempur 9/Lang-lang Bhuana Kostrad, di Ujungberung, Bandung, Jawa Barat, Senin kemarin (13/9). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA