Di hadapan para pengrajin batik itu, Airlangga menegaskan komitmen pemerintah untuk terus berupaya membuka pasar-pasar baru pada skala global.
Dikatakan Airlangga, saat ini negara-negara yang menjadi pasar utama batik Indonesia antara lain Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
“Upaya ini diyakini dapat membantu kembali meningkatkan kinerja industri batik nasional di tengah dampak pandemi sekaligus semakin memperkenalkan beragam batik khas Indonesia,†kata Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat siang (17/9).
Airlangga memaparkan, nilai ekspor batik pada Januari hingga Juli 2020 mencapai 21,54 juta dolar AS. Sedangkan dalam periode Januari hingga Juni 2019 angka tersebut berada di posisi 17,99 juta dolar AS.
Mantan Menteri Perindustrian itu menjelaskan bahwa pertumbuhan nilai ekspor batik ini disebabkan oleh semakin banyak diversifikasi dari produk batik.
“Berdasarkan potensi itulah industri kerajinan dan batik didukung sebagai salah satu sektor yang dapat menjadi penopang agenda Pemulihan Ekonomi Nasional,†ujarnya.
Sambil mempraktikkan langsung cara membatik menggunakan alat tradisional canting, Airlangga memanfaatkan kesempatan berdialog untuk menyerap aspirasi para pelaku dan pengerajin batik Pekalongan.
Ketua Umum Partai Golkar itu juga menegaskan komitmen pemerintah untuk menjadikan batik sebagai seragam resmi pemerintah.
“Batik yang diproduksi adalah batik tulis dan batik cap. Pemerintah berkomitmen bahwa batik ini selalu menjadi pakaian resmi seragam Pemerintah,†ujar Airlangga di salah satu sentra batik pekalongan Perada Batik.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: