Begitu dikatakan Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB Maman Imanulhaq dalam dialog Catatan Demokrasi bertema "Mahalnya Harga Toleransi di Negeri Demokrasi", Selasa malam (21/9).
"Menurut saya, kalau kita meyakini agama kita, kita tidak akan melakukan kekerasan atau diskriminasi, tidak juga mengkafirkan orang lain," ujar pria yang akran disapa Kang Maman ini.
Maman menyebutkan, dalam konsep Islam pada dasarnya diantara insan manusia harus mampu saling memahami dan mengenal antar perbedaan yang ada.
"Ada mekanisme dalam Islam di mana kita harus menepatkan perbedaan itu Lita'arofu atau saling mengenal, memahami, saling mencintai dan ketika komitmen kebangsaan kita dikokohkan, maka hari ini kita harus mengembangkan nilai toleransi," terangnya.
Menurutnya, ujian untuk kekokohan toleransi di Indonesia akan selalu ada sebagai tolak ukur pemahaman individu pada agamanya.
"Sekali lagi ujian itu akan terlihat sejauh mana kedewasaan kita beragama, adalah sampai kita memahami agama sebagai energi," pungkasnya.
Hadir dalam dialog tersebut anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Syafii Maarif, tokoh Tionghoa Lieus Sungkharisma, pegiat media sosial Ade Armando, Mustofa Nahrawardaya dan dai Erick Yusuf.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: