Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Luluk Nur Hamidah Minta Pemerintah Tak Rugikan Petani atas Nama Investasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Jumat, 01 Oktober 2021, 01:19 WIB
Luluk Nur Hamidah Minta Pemerintah Tak Rugikan Petani atas Nama Investasi
Anggota DPR RI Fraksi PKB Luluk Nur Hamidah/Ist
rmol news logo Anggota DPR RI Fraksi PKB Luluk Nur Hamidah mendorong peningkatan kualitas petani dan penyuluh Bumi Intanpari. Legislator Komisi IV itu juga mewanti-wanti pemerintah tak tergiur investasi yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan hilangnya lahan pertanian.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Mbak Luluk mengungkapkan, rata-rata warga Nahdlatul Ulama itu bekerja sebagai petani, KH Hasim Asy'ari bilang, kita punya hutang pada petani. Presiden Soekarno juga bilang, mati hidupnya bangsa tergantung pada petani. Dunia bisa kolaps jika pangan tak terurus. Untuk itu ia akan terus berkomitmen agar petani itu sejahtera.

"Saya senang bekerja di sini, berurusan dengan petani nelayan dan peternak, mereka itu pahlawan kita. Kesejahteraan meraka jadi fokus utama kerja-kerja politik kita," jelasnya saat acara Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Petani dan penyuluh di Provinsi Jawa Tengah bersama Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang di Hotel Kusuma Sahid Prince, Kamis, (30/9).

Macan Senayan yang terpilih dari dapil Jateng IV (Wonogiri, Sragen, Karanganyar) itu juga menyoroti isue perubahan iklim, hal itu tentu akan berdampak pada sektor pertanian. Karena saat ini semakin sulit membaca cuaca. "Untuk itu pola hidup harus semakin arif. Lahan hijau harus dijaga. Stop dulu moratorium dan investasi yang merusak. Kita tak ingin seperti Kalimantan karena hancurnya hutan, jadi banjir," tegasnya.

Ditegaskan lagi, jangan sampai iming-iming investasi itu mengancam pertanian. Harapannya ke depan bisa diselenggarakan pertanian yang bijak, agriculture, kurangi pupuk berbahaya, pelan-pelan menuju pertanian hijau.

"Karena tren saat ini pangan sehat lebih dihargai daripada pangan yang banyak," tandasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA