Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Eko Surtjo: Bukan Fisik, Bung Karno "Dibunuh" Secara Psikis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Jumat, 01 Oktober 2021, 23:35 WIB
Eko Surtjo: Bukan Fisik, Bung Karno "Dibunuh" Secara Psikis
Mantan Presiden Soekarno/Net
rmol news logo Cucu Presiden pertama RI Didi Mahardika, mengungkapkan fakta mengejutkan soal kematian kakeknya. Didi mengatakan Sang Proklamator dibunuh.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Didi Mahardika mengatakan, Soekarno dibunuh di Wisma Yasoo yang sekarang berubah nama menjadi Museum Satria Mandala.

Untuk memastikan kebenaran apakah mantan Presiden Soekarno meninggal akibat dibunuh, Kantor Berita Politik RMOL mendiskusikannya dengan Eko Surtjo Santjojo, mantan Ketua Umum Partai Pelopor dan orang dekat almarhumah Rachmawati Soekarnoputri, ibu Didi Mahardika.

Eko Surtjo mengatakan, Soekarno memang meninggal di Wisma Yasoo. Tetapi, kata "dibunuh" untuk menggambarkan meninggalnya Soekarno tidak bisa diartikan secara harfiah.

"Secara fisik Bung Karno meninggal di Wisma Yasoo yang sekarang menjadi Museum Satria Mandala. Tetapi, yang lebih penting bagi saya itu dibunuh dalam artian ideologi," kata Eko.

Dijelaskan Eko, ada dua sebab meninggalnya Bung Karno, pertama soal kondisi medis dan kedua kondisi psikis. Soal medis, memang Bung Karno berada di Wisma Yasoo karena pengasingan, tentu tanpa fasilitas kesehatan yang memadai.

Secara psikis, lanjutnya, Bung Karno mendapat tekanan ketika tidak bisa mnyalurkan pikirannya karena terbatasnya interaksi dengan dunia luar, khususnya para rakyat yang begitu dia cintai.

"Beliau ini pemimpin yang punya ideologi sangat kerakyatan, nah dengan dia diasingkan di situ otomatis tidak bisa lagi berinteraksi dengan rakyatnya, tidak lagi bisa menyampaikan pikiran-pikiran ke rakyatnya," terangnya.

"Itu yang mempercepat proses-proses beliau untuk kemudian dikatakan "dibunuh", tetapi lebih kepada kekuatan ideologisnya yang dihilangkan, tidak bisa menemui rakyat dan tidak bisa ditemui keluarga, serba dikarantina lah secara politik," sambung Eko.

Kesimpulan Eko, kata "dibunuh" yang disampaikan Didi tidak bisa diartikan dalam artian fisik. Tetapi, pembunuhan yang dialami Bung Karno terjadi karena psikis.

"Jadi beliau ini dibunuh karena diasingkan dari rakyatnya, dijauhkan dari orang-orang dekat beliau," tandasnya.rmol news logo article


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA