Maruarar berjanji kepada ayahanda tercinta akan menjaga ibundanya yang kini sendiri setelah kepergian Sabam Sirait.
“Kami semua akan menjaga dan bahagiakan mama, tenang dan bahagialah bersama Tuhan di surga. Selamat jalan papaku sayang,†ucap Maruarar sambil terbata-bata menahan tangis.
Politisi PDI Perjuangan yang akrab disapa Ara ini menyampaikan pesan kepada mendiang Sabam Sirait, bahwa selama hidup sang ayah sangat banyak membantu banyak orang, sehingga pada kepergiaannya saat ini banyak orang yang berduka dan mengantarkannya hingga liang lahat baik secara luring maupun daring.
“Ini malam terakhir Papa dan Mama bersama. Papa banyak mengajarkan kami banyak hal, papa meninggalkan banyak teman-teman seantero negeri,†tutupnya.
Sabam yang juga anggota DPD RI tutup usia di umur 85 tahun.
Pria kelahiran Tanjungbalai, Sumatera Utara, pada 13 Oktober 1936 merupakan politisi ulung yang pernah menjabat sebagai pejabat Sekretaris Jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) periode 1963 hingga 1967.
Kemudian pada tahun 1967 hingga 1973, Sabam ditetapkan sebagai sekjen resmi Parkindo.
Ayah dari politisi PDIP, Maruarar Sirait ini merupakan salah satu pendiri dari Partai Demokrasi Indonesia saat fusi pada tahun 1973. Sejak saat itu juga, Sabam menjadi sekjen PDI hingga tahun 1986.
Sabam Sirait menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (29/9) pukul 22.37 WIB di RS Siloam Karawaci.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
_RMOL.jpg)
