Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Peka Terhadap Masalah Warga Nahdliyyin, Marsudi Suhud Dinilai Laik Pimpin NU

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 11 Oktober 2021, 13:17 WIB
Peka Terhadap Masalah Warga Nahdliyyin, Marsudi Suhud Dinilai Laik Pimpin NU
KH Marsudi Suhud/Ist
rmol news logo Menjelang Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) mendatang, sejumlah nama terus bermunculan untuk menjadi pemimpin NU ke depan. Tentunya, nama-nama ini harus bisa memenuhi persyaratan.

Menurut Ketua Forum Komunikasi Kiai Kampung Indonesia (FK3I), Mas Muhammad Maftuch yang akrab disapa Gus Maftuch, NU hanya layak dipimpin oleh seorang ulama yang sangat alim wa alamah wa faqih.

Artinya, yang layak memimpin dan menakhodai NU adalah sosok yang sangat alim dan cerdas.

"Selain itu pula, menjadi Ketua NU haruslah peka zaman atau sesuai dengan keadaan dan kebutuhan zaman. Hal itu tanpa perlu dipaksakan dan dicari-cari, pastinya selalu begitu sosok yang menjadi Ketua Umum PBNU," terang Gus Maftuch, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (11/10).

"Pada era saat ini, KH Marsudi Suhud yang paling layak memimpin atau menakhodai PBNU untuk meneruskan estafet kepemimpinan KH Said Aqil Siraj," tegasnya.

Menjadi Ketum PBNU, menurut Gus Maftuch, adalah orang-orang pilihan, tidak seperti partai politik yang memakai poling-polingan.

"Poling-polingan bukan tradisi budaya NU," ujarnya.

Sementara itu, Pengurus FK3I, AR Waluyo Wasis Nugroho menambahkan, selama satu dekade NU telah dipimpin KH Said Aqil Siraj, ulama yang sangat alim dan faqih dalam ilmu agama, terlebih ilmu kitabnya.

"Buya Said juga merupakan seorang profesor doktor yang tentunya ahli juga, pakar dalam banyak bidang, dan sangat dicintai warga Nahdliyyin yang ada di perkotaan ataupun yang berada di kampung atau desa. Beliau disegani dalam skala nasional, juga sangat dihormati di dunia Internasional. Hal itu tak lepas dari keilmuan dan kefaqihan Buya Said," imbuh Gus Wal, sapaannya.

Selama memimpin NU, Kiai Said dinilai selalu peka dan peduli terhadap masalah dan penderitaan warga Nahdliyyin. Dewasa ini, hanya Buya Said dan KH Marsudi Suhud yang peka terhadap masalah yang dihadapi warga Nahdliyyin.

Seperti beberapa hari ini, KH Marsudi Suhud sangat prihatin ketika ada 600 KK atau sekitar 3.000 warga NU yang terdampak langsung dan 10.000 warga yang tidak terdampak langsung proyek galian di Desa Blaru, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri. Tanah lahan pertanian mereka dizalimi oleh penambangan Galian C yang dilakukan oleh PT Gemilang Bumi Sarana.

"Bahkan beliau sampai meneteskan air mata dan sangat terpukul hatinya ketika ada tujuh orang petani warga NU yang memperjuangkan, membela tanah lahan pertaniannya, malah dipanggil pihak Polres Kediri, karena diduga menghalangi aktivitas penambangan," jelas Gus Wal.

"KH Marsudi Suhud selama mendampingi Buya Said Aqil Siraj telah membuktikan kelasnya sebagai pemimpin NU. Beliau selalu menomorsatukan kepentingan dan kemashlahatan warga NU," katanya.

Sehingga, Gus Maftuch yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Nur Muhammad menyatakan, selain KH Marsudi Suhud, belum ada figur lain saat ini yang pantas untuk menggantikan Buya Said Aqil sebagai Ketua Umum PBNU.

"Yang kapasitas, kapabilitas, kredibilitasnya seperti Buya Said, apalagi keilmuan, kealiman dan dan kefaqihannya. Mari kita bersama-sama selaku umat dan warga NU istighotsah, tahlil, mujahadah dan doa bersama semoga KH Marsudi Suhud terpilih memimpin NU dalam Muktamar NU di Lampung, Desember nanti," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA