Saran itu disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (12/10).
Dedi melihat, upaya menyuarakan pencapresan Prabowo di tahun 2024 mendatang bermuatan upaya menguji publik akan sosok pria yang kali ini menjadi Menteri Pertahanan itu.
"Statemen pengusungan Prabowo di 2024 lebih pada upaya menguji publik, terlalu dini jika itu sebuah keputusan final, mengingat ada dilema," demikian kata Dedi.
Dedi mengingatkan agar Gerindra tidak gegabah membuat keputusan final dan mulai mempertimbangkan untuk mengusung Sandiaga Uno.
Alasan Dedi, Sandiaga Uno tidak hanya memiliki elektabilitas yang tinggi, tetapi juga memiliki tingkat kesukaan publik jauh lebih tinggi ketimbang Prabowo.
Terlebih, dari berbagai hasil survei Prabowo terus mengalami penurunan elektabilitas.
"Gerindra miliki tokoh potensial di luar Prabowo, dan sama elitnya, yakni Sandiaga Uno. Meski sama populer, Sandiaga miliki tingkat kesukaan publik yang jauh lebih tinggi dibanding Prabowo," terang Dedi.
Sekretaris Jendral Partai Gerindra, memaparkan sejumlah alasan yang memastikan Prabowo bakal kembali maju di perhelatan akbar lima tahunan tersebut.
"Itu sebabnya, kita semua ingin agar Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum Gerindra, Pak Prabowo, dalam Pilpres 2024 maju sebagai Capres," ujar Muzani kepada wartawan, Minggu (29/8).
Muzani memaparkan, Partai Gerindra mempunyai jargon perjuangan yang berbunyi "berasal dari rakyat dan berjuang bersama rakyat", yang di mana itu menjadi satu alasan pihaknya memajukan kembali Prabowo yang memiliki sikap berbakti kepada bangsa dan negara.
Temuan terbaru Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), elektabilitas pada simulasi tertutup tiga nama, Prabowo Subianto sedikit turun pada Mei 2021 elektabilitas tercatat 34,1 persen dan pada September 2021 turun ke 30,8 persen.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: