Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Partai Lokal Aceh Dilanda Kisruh, Rakyat Bakal Menilai Buruk

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Rabu, 13 Oktober 2021, 17:14 WIB
Partai Lokal Aceh Dilanda Kisruh, Rakyat Bakal Menilai Buruk
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah (Unmuha) Aceh, Taufiq Abdul Rahim/Ist
rmol news logo Kisruh dan kegaduhan yang terjadi di internal Partai Nasional Aceh (PNA) dinilai bisa mengakibatkan penilaian rakyat semakin tidak baik. Terlebih, saat ini kondisi politik di Aceh sedang tidak kondusif.

"Dapat menciptakan distressed penilaiannya terhadap partai politik," kata pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah (Unmuha) Aceh, Taufiq Abdul Rahim, kepada Kantor Berita RMOLAceh, Rabu (13/10).

Taufiq menambahkan, kisruh dan kegaduhan yang dipertontonkan kepada masyarakat Aceh dari Partai Lokal (Parlok) yang tiada henti, tidak reda, dan tanpa kesudahan, semakin membuktikan politik hanya mencari keuntungan semata.

"Ini semakin mempertegas dan diyakini oleh masyarakat bahwa politik untuk mengejar dan mendapatkan kekuasaan," ujar Taufiq.

Menurut Taufiq, banyak harapan rakyat Aceh atas hadirnya parlok mampu menyelesaikan dan membela rakyat Aceh. Kehadiran parlok seharunya dapat menjawab persoalan yang ada.

Ironisnya, lanjut dia, politisi di Aceh dominan lebih mementingkan jabatan. Mereka telah mempertontonkan hal buruk dan berlandas etika.

Dengan demikian, Aceh hari ini tidak lebih dari panggung sandiwara kekuasaan politik yang saling diperebutkan serta diributkan oleh aktor serta elite politik Aceh. Kondisi tersebut membuat rakyat tidak akan percaya lagi dengan partai lokal. Karena tidak akan ada perbaikan dan perubahan.

Mereka hanya memikirkan dirinya sendiri, berebut kekuasaan dan jabatan rakyat hanya diperlukan pada saat Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

"Setelah itu perilaku politik tidak lebih seperi perilaku binatang buas," ujarnya.

Pandangan buruk terhadap partai lokal juga semakin melekat, karena tidak mampu membela rakyat dari berbagai persoalan.

"Sebenarnya kita berharap parlok ini bisa menjadi alternatif perbaikan kehidupan bagi masyarakat Aceh," tutup Taufiq. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA