Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Soal Pemindahan Ibukota, Andrinof: Jokowi Melihat Persoalan Jakarta Sangat Kompleks

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Kamis, 14 Oktober 2021, 13:39 WIB
Soal Pemindahan Ibukota, Andrinof: Jokowi Melihat Persoalan Jakarta Sangat Kompleks
Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Andrinof A. Chaniago/Repro
rmol news logo Wacana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, merupakan terobosan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi diyakini telah lama memahami untuk menyelesaikan kompleksitas persoalan di DKI Jakarta, dengan melakukan pemindahan IKN.

Begitu disampaikan Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Andrinof A. Chaniago dalam kanal YouTube pribadinya, dikutip Kamis siang (14/10).

"Bagi saya, langkah-langkah presiden Jokowi itu tidak lepas dari pemahaman beliau ketika menjadi Gubenur DKI Jakarta. Beliau melihat persoalan Jakarta sangat kompleks, semua masalahnya berat-berat," ujar Andrinof.

Menurutnya, mulai dari masalah transportasi, banjir, sampah, penurunan permukaan tanah, lahan untuk kepentingan umum, lahan untuk pemakaman di DKI Jakarta mengharuskan IKN pindah ke Kalimantan Timur.

"Jadi memang masalah Jakarta ini tumpukan masalah yang berat-berat. Di situlah kita mencari terobosan dan mencari penyebab utama dari rangkaian atau setumpuk masalah-masalah besar di kota Jakarta ini," kata Wakil Komisaris Utama Bank Mandiri ini.

Setelah itu, masih kata Andrinof, ketika Jokowi menjabat Presiden RI maka ia berupaya mewujudkan pemerataan pembangunan di Indonesia, didorong pula dengan kompleksitas persoalan di DKI Jakarta, sehingga IKN berencana dipindahkan ke Kalimantan Timur.

"Qodarullah Pak Jokowi menjadi presiden dan melihat lagi masalah Jakarta ini satu paket dengan masalah nasional. Ketika beliau blusukan ke luar Jawa, beliau melihat masih cukup energi di luar pulau Jawa, lahan menganggur yang tidak produk cukup luas. Dan yang lebih penting adalah ketimpangan penyebaran penduduk antara Jawa dan luar Jawa, khususnya antara Jawa dan Indonesia Timur," demikian Andrinof.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA