Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Waketum Nasdem: Konvensi Capres Jika Koalisi Sudah Terbentuk

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Kamis, 14 Oktober 2021, 17:17 WIB
Waketum Nasdem: Konvensi Capres Jika Koalisi Sudah Terbentuk
Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali/Net
rmol news logo Kongres Partai NasDem mengamanatkan kepada pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk menggelar konvensi pada tahun 2022. Tujuan konvensi untuk menjaring calon presiden (capres) yang bakal diusung di Pemilu 2024.

Namun, Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali mengatakan, konvensi yang digelar tahun depan bukan untuk pencitraan atau peningkatan elektabilitas partai saja.

Justru menurut Ali, Nasdem mengharapkan konvensi yang sungguh-sungguh untuk mencari calon pemimpin negeri ini. Bukan lucu-lucuan atau abal-abal yang hanya sekadar menaikkan popularitas partai.

Karna itu Ali menyatakan bahwa Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menginginkan konvensi digelar ketika sudah memiliki mitra koalisi.

"Konvensi adalah ajang mencari pemimpin negeri ini, kader terbaik yang dimiliki bangsa ini. Maka, prasyarat itu (koalisi) harus terpenuhi," ungkap Ahmad Ali dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/10).

Dia menjelaskan bahwa yang diberikan amanat penuh untuk menentukan arah koalisi adalah Surya Paloh. Karena Paloh merupakan ketua umum yang punya kewenangan dan otoritas menentukan koalisi yang akan dijalani.

Lebih jauh, politisi yang pernah menjadi pengurus HMI Palu, Sulawesi Tengah ini menuturkan, karena sifat konvensi adalah menyiapkan panggung untuk calon pemimpin Indonesia, maka ketika koalisi terbentuk bukan lagi konvensi Partai NasDem namanya, melainkan konvensi koalisi.

Ali yang lahir di Wosu, Palu ini memprediksi konvensi akan lebih menarik kalau sudah memenuhi syarat pencapresan. Dia pun melihat banyak tokoh bangsa dan anak negeri yang punya komitmen dan integritas melihat Indonesia lebih baik ke depan, tapi kemudian terkendala karena tidak memiliki partai politik.

Kendala seperti ini, kata Ali, harus difasilitasi oleh Partai NasDem sehingga orang-orang yang potensial dan mempunyai mimpi untuk membangun negeri ini memperoleh kesempatan, dan tidak dimonopoli oleh kader parpol saja.

"Budayawan, akademisi, aktivis, silakan saja. Kita tidak bisa mengklaim bahwa hanya orang partai yang terbaik atau berhak membangun negeri ini. Semua anak negeri punya hak yang sama membangun negeri ini," ujar Ali.

Disinggung mengenai kriteria partai koalisi, Ketua Fraksi Partai NasDem itu membeberkan, kriteria umum adalah ideologi. Secara ideologi semua partai di Indonesia sama, karena yang terpenting adalah partai politik memiliki komitmen menjadikan Indonesia yang lebih baik.

"Itu bukan bentuk lisan atau retorika, tapi dalam kehidupan sehari-hari kan kita bisa deteksi mana partai politik yang punya arah sama dengan Partai NasDem," pungkas Ali.

Sebagai data, pada Pemilu 2019 Partai NasDem meraih 9,05 persen atau 12.661.792 suara. NasDem membutuhkan satu hingga dua partai untuk memenuhi syarat presidential treshold sebesar 20 persen parlemen atau 25 persen perolehan suara. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA