Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ambang Batas Bertahan 20 Persen? Titi Anggraini Tantang Iktikad Baik Elit Hadirkan 3 Paslon di Pilpres 2024

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Jumat, 15 Oktober 2021, 21:56 WIB
Ambang Batas Bertahan 20 Persen? Titi Anggraini Tantang Iktikad Baik Elit Hadirkan 3 Paslon di Pilpres 2024
Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini/Net
rmol news logo Prediksi jumlah pasangan calon (paslon) di pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 sudah mulai diterka-terka Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini.

Titi mengatakan, jumlah paslon Pilpres 2024 masih berpotensi sama dengan PIlpres 2019 silam. Pasalnya dia melihat, syarat ambang batas pencalonan presiden (Presidential Threshold) masih 20 persen kursi partai politik di parlemen.

"Kemungkinan hanya ada dua pasangan calon," ujar Titi dalam diskusi KedaKopi bertajuk 'Memprediksi Kemunculan Capres Ala Pembagian Wilayah Penanganan Covid (Jawa Bali-Non Jawa Bali)', yang digelar virtual Jumat (15/10).

Menurut Titi, ambang batas 20 persen tersebut menghambat masyarakat mengajukan pilihannya yang dinilai cocok memimpin Indonesia. Sementara, dari prosentase partai berkuasa sekarang ini terlihat sudah memenuhi (Presidential Threshold).

"Apalagi PDIP perolehan kursinya  sudah 20 persen lebih," imbuhnya.

Dari situ, Titi memandang paslon kedua akan lahir dari partai besar yang berkoalisi yang kemungkinan bisa memenuhi ambang batas. Sedangkan, aspirasi masyarakat yang mungkin saja tertampung di partai-partai lain kesulitan untuk mencapai ambang batas 20 persen tersebut.

Maka dari itu, dia menantang para elite politik untuk menghadirkan calon alternatif ketiga untuk memberikan pilihan kepada masyarakat, agar supaya pilihannya tidak hanya dua seperti Pilpres 2019.

"Di sinilah kenegarawanan dan iktikad baik dari para elit partai politik kita untuk memberikan alternatif-alternatif yang lebih beragam kepada pemilih itu menjadi penting," demikian Titi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA