Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menilai, jika hitung-hitungan ektabilitas, duet tersebut ada kecocokan. Prabowo dikenal sebagai sosok nasionalis, sementara Gus Muhaimin mewakili kelompok Islam yang berbasis kultural.
“Jadi cocok-cocok saja, bagus-bagus saja dibandingkan dengan Puan Maharani (Ketua PDIP), yang mohon maaf elektabilitasnya masih di bawah,†ujarnya kepada wartawan, Minggu (17/10).
Menurutnya, jika harus menempel dengan Puan, Cak Imin butuh perjuangan yang lebih keras.
Di satu sisi, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini mengingatkan bahwa untuk menggandengkan Cak Imin dengan Prabowo bukan perkara mudah. Pasalnya, kader PKB menghendaki agar Cak Imin jadi capres.
"Sebab saya lihat dari pendapatnya Pak Jazilul Fawaid bahwa PKB tidak sedang ingin menjadi cawapres, tapi bargaining-nya ingin menjadi capres, itu menarik,†katanya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: