"Ada dua faktor yang tidak terlihat dalam kepemimpinan Jokowi-Maruf Amin. Pertama adalah lemah dalam segi kepempimpinannya, dan kedua lemah keteladanan," ujar Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Kuningan, Sadam Husen kepada
Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (21/10).
Menurutnya, lemah kepimpinan Jokowi-Maruf Amin ini terlalu banyak menyerahkan porsi-porsi kebijakan kepresidenan kepada menteri. Seharusnya hal itu bisa diambil dan merupakan haknya seorang presiden yang harus dikeluarkan.
"Seorang presiden dan wakil presiden itu pikirannya harus luas. Dia harus berbicara tataran bagimana masuk kepada geopolitikal, geoekonomi dan hadir di negara-negara besar sebagai presiden untuk berbicara ekonomi, berbicara masalah sosial dan masalah kesehatan," tegasnya.
Lemahnya kepemimpinan presiden ini membuat para menteri lebih banyak disorot oleh publik. Padahal, presiden dan wakil presiden dipilih dan menjadi harapan rakyat.
"Jadi yang terlihat saat ini, kabinetnya justru yang mengambil alih keputusan kebijakan yang seharusnya itu merupakan ranahnya Presiden," ujarnya.
Dari segi keteladanan pun demikian. RI 1dan RI 2 sejauh ini belum bisa menjadi panutan.
"Jadi, tidak ada satu hal yang mampu memuaskan dan kembali lagi kepada pengetahuan dalam kepemimpinan. Sampai saat ini, saya tidak menemukan keteladanan dari sisi kepemimpinan Jokowi," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: