Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Warganet Ramai Dukung Percepatan Transformasi Digital 5G

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Sabtu, 23 Oktober 2021, 13:18 WIB
Warganet Ramai Dukung Percepatan Transformasi Digital 5G
Speedtest jaringan 5G/Net
rmol news logo Percepatan transformasi digital melalui penggunaan jaringan 5G di Indonesia disambut positif oleh publik.

Terlihat dalam lintasan di media sosial Twitter, Sabtu siang (23/10), percakapan mengenai transformasi digital banyak dibicarakan warganet. Bahkan tagar #IndonesiaRoadTo5G turut menjadi trending topic dan dibahas belasan ribu pengguna Twitter.

Saat ditelusuri, ramainya pembahasan transformasi digital berkenaan dengan langkah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang selesai melakukan lelang teknologi generasi kelima, 5G atau frekuensi 2,3 Ghz.

dan keyword ‘Transformasi Digital’ yang menjadi trending topik twitter hingga siang hari ini, Sabtu (23/10/2021). Tagar #IndonesiaRoadTo5G dan keyword ‘Transformasi Digital’ ini telah ditwit oleh belasan ribu warganet.

Lelang tersebut didapat PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT Smartfren Telecom Tbk. Keduanya mendapat tambahan spektrum frekuensi di pita 2,3 GHz masing-masing 20 MHz dan 10 MHz.

Bagi warganet, penggunaan jaringan 5G akan memudahkan transformasi digital menjadi lebih cepat, termasuk penggunaan televisi digital berkualitas lebih baik.

“Siaran televisi digital menggunakan sinyal digital dan sistem kompresi akan menghadirkan kualitas gambar yang lebih bersih, suara yang lebih jernih dan teknologinya yang canggih bagi masyarakat Indonesia,” tulis akun Twitter @FlobamoraGlobal.

Namun demikian, tak sedikit pula warganet yang mewanti-wanti hadirnya jaringan 5G untuk kepentingan negatif. Hal tersebut pula yang pernah disampaikan Presiden Joko Widodo belum lama ini.

“Jokowi singgung koneksi 5G dengan penyebaran paham radikal. Jokowi menyebutkan, kemudahan komunikasi melalui konektivitas 5G bisa saja dimanfaatkan untuk menyebarkan ideologi transnasional radikal,” tulis akun @AryPrasetyo_85.

Hal tersebut sama seperti yang diwanti-wanti Presiden Joko Widodo. Dalam peringatan Hari Lahir Pancasila beberapa waktu lalu, presiden menilai perkembangan teknologi memiliki sisi positif dan negatif. Positifnya, mempermudah dan mempercepat interaksi.

“Kemudahan ini bisa digunakan oleh ideolog transnasional radikal untuk merambah ke semua pelosok Indonesia ke seluruh kalangan dan keseluruh usia tidak mengenal lokasi dan waktu," tutur Jokowi, Selasa lalu (1/6). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA