Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kasus Melandai Perlu Disyukuri dengan Cara Tidak Euforia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Minggu, 24 Oktober 2021, 06:39 WIB
Kasus Melandai Perlu Disyukuri dengan Cara Tidak Euforia
Anggota DPD RI Fahira Idris/Net
rmol news logo Kasus sebaran Covid-19 di sebuah negara yang terus melandai merupakan pertanda negara tersebut masih berada di tahap awal dalam usaha mengendalikan pandemi.

Artinya, kasus yang terus melandai seperti yang terjadi dalam dua bulan belakangan bukan tujuan akhir dari upaya besar mengendalikan pandemi.

Itu baru tahap awal keberhasilan karena tantangan sebenarnya adalah bagaimana strategi kita bisa terus mempertahankan bahkan meningkatkan tren baik tersebut hingga bisa benar-benar nol kasus atau tidak terjadi lagi penularan.

“Membaiknya situasi saat ini patut kita syukuri. Caranya mensyukurinya adalah tetap waspada jangan terlalu euforia. Kita harus belajar dari pengalaman negara lain yang situasinya sempat membaik tetapi kini malah terjadi lonjakan kasus kembali,” ujar anggota DPD RI Fahira Idris kepada wartawan, Minggu (24/10).

Menurutnya, dinamika penanggulangan Covid-19 sangat cepat berkembang. Mulai dari ancaman mutasi virus dan varian-varian baru yang dikhawatirkan mampu menurunkan tingkat keampuhan vaksin, efikasi atau tingkat efektivitas vaksin dalam menangkal Covid-19 yang bervariasi (belum ada yang 100 persen) hingga kebijakan pelonggaran aktivitas, kestabilan jumlah tes sampai tingkat disiplin protokol kesehatan di masyarakat yang naik turun.

Dinamika ini mengharus upaya penanggulangan Covid-19 di Indonesia sifatnya harus antisipatif sekaligus adaptif sehingga ancaman gelombang ketiga bisa dihindari.

Fahira mengungkapkan, implementasi empat strategi utama yaitu deteksi, terapeutik (perawatan), vaksinasi, dan perubahan perilaku yang menjadi andalan saat terjadi lonjakan kasus kemarin tidak boleh kendor.

Deteksi misalnya, tidak lagi hanya tes epidemiologi dan tes screening, tetapi juga harus diperbanyak tes surveilans genom untuk melacak mutasi virus. Di situasi yang sudah membaik ini, rasio kontak erat yang dilacak juga harus diperluas agar penyebaran bisa dihentikan segera.

Jika sebelumnya, sasaran utama vaksinasi adalah daerah-daerah dengan kasus dan mobilitas tinggi, sudah saat vaksinasi kini disebar merata ke seluruh wilayah Indonesia. Realisasi protokol kesehatan juga harus semakin ketat.

“Artinya tidak ada strategi tunggal dalam pengendalian pandemi ini. Tidak bisa hanya vaksinasi saja, tetapi deteksi, terapeutik, protokol kesehatan juga harus maksimal dijalankan. Selain itu semua strategi ini harus diimplementasikan beriringan agar dampaknya signifikan dalam mengendalikan pandemi. Jika kita terus konsisten, bukan tidak mungkin, Indonesia bisa nol kasus Covid-19,” pungkas Fahira Idris. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA