Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Presiden Poknas Beberkan Strategi Milenial Hadapi Disrupsi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Minggu, 24 Oktober 2021, 16:50 WIB
Presiden Poknas Beberkan Strategi Milenial Hadapi Disrupsi
Presiden Perserikatan Organisasi Kepemudaan Nasional (Poknas) Muhammad Ryano Panjaitan (MRP) menghadiri Panen Raya Petani Milenial di Megamenudng, Bogor, Jawa Barat/RMOL
rmol news logo Presiden Perserikatan Organisasi Kepemudaan Nasional (Poknas) Muhammad Ryano Panjaitan (MRP) menghadiri Panen Raya Petani Milenial Kaum Muda Sarekat Islam di Mega Mendung, Bogor, Jawa Barat.

Agenda panen raya dilaksanakan oleh Pimpinan Pusat PERISAI bersama organisasi serumpun lainnya, yang juga tergabung dalam Poknas. Ryano hadir bersama rombongan Poknas dan menyampaikan beberapa hal penting tentang strategi milenial dalam menghadapi Era Disrupsi dan Shifting.

Pada kesempatan tersebut Ryano menjelaskan bahwa Poknas adalah wadah berhimpun organisasi-organisasi kepemudaan tingkat nasional. Saat ini ada 89 organisasi kepemudaan nasional yang tergabung, dan PERISAI bersama organisasi-organisasi serumpunnya termasuk di dalamnya.

Sebagai Presiden Poknas ia sangat mengapresiasi dan mendukung perjuangan kelompok milenial yang masih menjaga salah satu sektor terpenting dalam kehidupan rakyat Indonesia, pertanian. Kegiatan panen raya ini menjadi bukti bahwa milenial juga mampu bertani.

Menurutnya, jika dikembangkan lagi, maka sektor pertanian akan dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. Dengan demikian, kesejahteraan dapat dirasakan oleh lebih banyak rakyat Indonesia, terutama generasi milenial.

Ia mengatakan, hal tersebut akan dijadikan sebagai salah satu pilot project Poknas untuk dapat diduplikasi dan dikembangkan di daerah lainnya.

“Saya sering sampaikan di berbagai kesempatan mengenai Politik Kesejahteraan. Saat ini yang kita hadapi adalah disrupsi dan shifting. Juga residu-residu dari cara pandang dan praktek politik kekuasaan. Jika generasi kita tidak memiliki konsep dan trajektori yang lebih jelas, program-program kepemudaan yang kongkrit, maka kita akan semakin jauh tertinggal,” kata Ryano dalam keterangan tertulis, Minggu (24/10).

Ryano menjabarkan, bahwa politik kesejahteraan itu bagaimana mampu mengenali dan mengelola seluruh potensi yang dimiliki, meningkatkan kreatifitas, dan membangun aksi bersama. Selain berorganisasi dan berpolitik, kita juga dituntut untuk berwirausaha

“Luas baku sawah di Indonesia itu lebih dari 7,5 juta hektar (belum termasuk ladang, lahan hydroponic, dll), generasi usia produktif kita lebih dari 70 persen, ditambah dengan akses terhadap teknologi dan informasi yang semakin mudah, maka hari ini adalah peluang besar bagi kita. Ini kesempatan emas yang harus dimanfaatkan,” tandasnya.

Diakhir, Ryano mengajak kepada seluruh generasi muda di Indonesia untuk terus memberikan kontribusinya kepada bangsa dan negara.

Generasi muda harus solid, dan terus mengembangkan potensi dan kreatifitasnya. Terlebih pada kondisi pandemi seperti saat ini, selain terus berinovasi dalam kegiatan organisasi dan ekonomi, solidaritas, kekompakan, dan kerjasama menjadi kunci dalam menghadapi pandemi.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA