Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dedi Kurnia: Nihilkan Keberagaman Indonesia, Yaqut Tak Layak Jadi Menteri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 25 Oktober 2021, 05:45 WIB
Dedi Kurnia: Nihilkan Keberagaman Indonesia, Yaqut Tak Layak Jadi Menteri
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah/Net
rmol news logo Sebagai Menteri Agama, Yaqut Cholil Koumas, dinilai telah melakukan kekhilafan karena menyebut Kementerian Agama adalah hadiah negara bagi Nahdlatul Ulama (NU). Pernyataan ini harus dijelaskan agar Menag tidak dianggap memuluskan sikap kolusi di kementerian yang dipimpinnya.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

"Pernyataan itu jelas bernada kolusi, dan perlu ada pernyataan tegas dari Menag jika ia khilaf dalam (membuat) pernyataan," jelas pengamat politik, Dedi Kurnia Syah, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu malam (24/10).

Tanpa ada pengakuan khilaf dari Menag, Dedi menilai pernyataan tersebut itu setara dengan deklarasi kolusi.

Menag akan dianggap melakukan pembiaran adanya mafia jabatan di Kemenag tanpa mempertimbangkan kualitas dan kapasitas.

Akibat sikap primordialis yang menghinggapi Menag, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) itu pun mengkhawatirkan upaya konsolidasi kebangsaan yang saat ini tengah dibangun.

"Artinya, Yaqut tidak layak menduduki posisi menteri. Dan menyedihkan karena menihilkan keberagaman di Indonesia," tegasnya.

"Ada baiknya, presiden menegur secara langsung dan keras," tutup Dedi Kurnia Syah.

Menag Yaqut sebelumnya menyatakan Kemenag bukan hadiah dari negara untuk orang Islam. Namun, Kemenag itu hadiah dari negara untuk orang Nahdlatul Ulama (NU).

"Saya bantah bukan, Kemenag itu hadiah negara untuk NU bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU. Jadi wajar kalau NU itu memanfaatkan peluang yang ada di Kemenag," kata Yaqut pada Webinar Internasional RMI PBNU dalam memperingati Hari Santri 2021, Rabu lalu (20/10). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA