Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pimpinan MPR: Menag Yaqut Terlalu Menyederhanakan Sejarah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Senin, 25 Oktober 2021, 11:09 WIB
Pimpinan MPR: Menag Yaqut Terlalu Menyederhanakan Sejarah
Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani/Net
rmol news logo Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas harus meluruskan atau mengoreksi pernyataannya yang menyebut bahwa Kementerian Agama merupakan hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU).

"Dari MPR RI, sarankan (Menag Yaqut) koreksi pernyataannya," ujar Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (25/10).

Dikatakan Arsul Sani, pernyataan Yaqut terlalu menyederhanakan sejarah. Terbentuknya Kemenag memang dimotori kalangan Islam, tetapi juga dikomunikasikan dengan tokoh nasionalis baik di dalam maupun di luar sidang-sidang BPUPK Indonesia dan PPK Indonesia.

Pun juga jika menelisik Menag pertama, lanjut Wakil Ketua Umum PPP ini, memang menteri pertama adalah tokoh NU yakni Wahid Hasyim.

"Menag pertama dalam Kabinet Presidensial Soekarno adalah K.H. Wahid Hasyim, ayahnya Gus Dur yang kita kenal sebagai putra pendiri NU Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari," terangnya.

"Sekitar tiga bulan kemudian, ketika memasuki kabinet di bawah PM Sjahrir I, maka Menag dijabat KH M. Rasjidi yang notabene merupakan tokoh Masjumi-Muhammadiyah," sambungnya.

Arsul menambahkan, memang NU memiliki peran dalam terbentuknya Kemenag. Tetapi, tidak bisa disederhanakan bahwa NU adalah satu-satunya yang berperan.

"Sehingga lebih bijak kita untuk menyampaikan bahwa berdirinya Kemenag adalah berkat dan hasil perjuangan tokoh-tokoh Islam pada era kemerdekaan," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA