Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Prof Abdul Mu'ti: Keseleo Lidah Obatnya Jangan Dipoles, Akui Saja!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Senin, 25 Oktober 2021, 18:17 WIB
Prof Abdul Mu'ti: Keseleo Lidah Obatnya Jangan Dipoles, Akui Saja!
Sekum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti/Net
rmol news logo Kontroversi pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut Kementerian Agama (Kemenag) adalah hadiah dari negara spesifik untuk Nahdlatul Ulama (NU) dan wajar jika NU memanfaatkan Kemenag, terus menuai reaksi berbagai kalangan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Meskipun teranyar Yaqut mengklaim bahwa ucapannya itu dalam konteks internal, dan membantah bawa ia sengaja diperuntukkan bagi khalayak umum.

Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Abdul Muti mengunggah sebuah konten tentang obat keseleo lidah di akun Instagram pribadinya @Abe_mukti beberapa saat lalu, Senin sore (25/10).

Abdul Mu'ti menuturkan, ada di jenis kenapa seseorang bisa keseleo.

Pertama, keseleo fisik atau salah urat. Ini obatnya tidak terlalu susah karena bisa langsung diurut atau digosok ke ahlinya, lalu bisa sembuh.

Kedua, keseleo lidah atau salah ucap. Obatnya tidak boleh diurut apalagi dipakai minyak seperti yang terjadi pada keseleo bagian tubuh lainnya.

“Keseleo lidah atau salah ucap. Obatnya jangan diurut. Masalahnya jadi silang sengkarut. Jangan pula dioles obat gosok. Makin digosok, makin panas,” kata Abdul Mu’ti.

Menurutnya, cara yang paling ampuh untuk mengobati keseleo lidah atau salah ucap itu ada beberapa hal. Antara lain meminta maaf dan mau mengakui kesalahannya.

“Akui saja kalau memang salah ucap. Minta maaf atas khilaf dan salah ucap,” tuturnya.

Selain itu, seseorang yang mengalami keseleo lidah sebaiknya mau mengintrospeksi diri dan mulai berbenah diri.

“Belajar untuk meningkatkan kualitas ilmu dan berhati-hati sebelum berucap. Baik internal atau eksternal komunitas, bicaralah dengan bijak,” pungkasnya.

Menag Yaqut sebelumnya menyatakan Kementerian Agama (Kemenag) bukan hadiah dari negara untuk orang Islam. Ditegaskan, Kemenag itu hadiah dari negara untuk orang Nahdlatul Ulama (NU) spesifik.

Oleh karena itu, menjadi wajar jika orang NU mendominasi dan memanfaatkan peluang yang ada di Kemenag.

"Saya bantah bukan, Kemenag itu hadiah negara untuk NU bukan untuk umat Islam secara umum tapi spesifik untuk NU. Jadi wajar kalau NU itu memanfaatkan peluang yang ada di Kemenag," kata Yaqut pada Webinar Internasional RMI PBNU dalam memperingati Hari Santri 2021, Rabu,(20/10).rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA