Dalam pidatonya, Jokowi menekankan pentingnya percepatan vaksinasi di kawasan, guna mengakselerasi aktivitas ekonomi di tengah situasi Covid-19 yang sudah menurun di kawasan.
Namun kata Jokowi, tingkat vaksinasi penuh di kawasan masih 10 persen atau di bawah rata-rata dunia. Sehingga, dia mengajak pemimpin ASEAN untuk menegakkan kesetaraan akses vaksin.
"ASEAN harus terus melakukan pembelian vaksin untuk anggotanya, terus memerangi diskriminasi dan politisasi vaksin," ujar Jokowi dikutip melalui laman Sekretariat Kabinet.
Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menekankan pentingnya penguatan arsitektur kesehatan di kawasan dalam rangka mengatasi pandemi ke depan.
Menurutnya, harmonisasi kebijakan darurat kesehatan publik antarnegara ASEAN, terkait dengan deteksi, mitigasi, dan
cross border policy, harus segera dilakukan.
Salah satu cara merealisasikan hal tersebut adalah dengan mentransformasikan Covid-19 ASEAN
Response Fund menjadi pendanaan kesehatan kawasan yang kuat.
Kemudian, lanjut Jokowi, juga disokong ASEAN
Emergency Health Fund untuk mendanai akses terhadap alat kesehatan, diagnostik, obat-obatan, dan vaksin di masa darurat. Serta, perlunya penguatan ASEAN
Regional Reserve of Medical Supplies.
"Di saat yang sama, kawasan ASEAN didorong menjadi hub pusat produksi alat kesehatan, diagnostik, obat-obatan dan vaksin kawasan. Ini untuk menjamin pasokan kebutuhan negara ASEAN saat terjadi darurat kesehatan publik," tuturnya.
Lebih lanjut, Jokowi juga menyinggung soal reaktivasi perjalanan, termasuk pariwisata, yang aman dari Covid-19, dan dipercaya oleh masyarakat global.
"Penerapan koridor perjalanan berdasar ASEAN
Travel Corridor Arrangement Framework (ATCAF) perlu segera diimplementasikan dengan tertib," tandas Jokowi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: