Hal itu terpotret dalam temuan survei Indikator Politik Indonesia dan Yayasan Indonesia Cerah, bertajuk "Persepsi Pemilih Muda dan Pemula (Gen Z dan Milenial) atas Permasalahan Krisis Iklim di Indonesia" yang dirilis pada Rabu siang (27/10).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, tingkat kekhawatiran Gen Z dan milenial dari berbagai macam isu strategis, masalah korupsi menempati posisi paling tinggi dan kerusakan lingkungan.
"Korupsi 64 persen, kerusakan lingkungan 52 persen. Isu korupsi, kerusakan lingkungan, mendapatkan perhatian anak muda yang sangat besar," kata Burhanudin Muhtadi saat memaparkan hasil surveinya.
Selanjutnya, pada urutan ketiga ada isu kesehatan 43 persen, isu polusi 42 persen, lunturnya nilai dan budaya tradisional 36 persen, isu pekerjaan 36 persen.
Lalu, ada isu perubahan iklim 34 persen, isu radikalisme Islam dalam politik 32 persen, polarisasi politik 31 persen, isu HAM 29 persen, isu keamanan pribadi 28 persen, kebebasannya berekspresi 23 persen, hubungan antara ras/etnis 17 persen.
Atas dasar itu, Burhanuddin menilai para pembuat kebijakan atau
policy maker dalam hal ini para politikus sedianya menangkap kekhawatiran Gen Z dan milenial tentang isu korupsi dan kerusakan lingkungan yang paling tinggi tersebut.
"Karena ada perubahan demografi kita dan itu punya efek terkait dengan sikap terhadap isu-isu penting di mata anak muda," demikian Burhanuddin Muhtadi.
Survei kolaborasi antara Indikator Politik Indonesia dan Yayasan Indonesia Cerah ini digelar pada medio 9 sampai 16 September 2021.
Survei menggunakan metode
stratified multistage random sampling dengan jumlah 4.020 responden dari 34 provinsi di Indonesia berusia 17 sampai 35 tahun. Toleransi kesalahan atau
margin of error sekitar kurang lebih 2,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: