Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemuda Saat Ini Hidup Sebagai Penonton Tidak Bisa Menempatkan Diri Sebagai Pelayan Masyarakat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Kamis, 28 Oktober 2021, 21:38 WIB
Pemuda Saat Ini Hidup Sebagai Penonton Tidak Bisa Menempatkan Diri Sebagai Pelayan Masyarakat
Ketua Umum PP PMKRI, Benediktus Papa/Net
rmol news logo Momentum sumpah pemuda dimaknai berbeda oleh berbagai kalangan, sebagai refleksi berbangsa dan bernegara. Bahkan, termasuk oleh para pemuda dalam menyikapi barbagai persoalan bangsa dan negara yang saat ini dilanda krisis sosial, ekonomi dan juga politik.

Ketua Umum PP PMKRI, Benediktus Papa menyampaikan keinginannya agar pemuda Indonesia menjadi pelopor bagi seluruh dimensi kemasyarakatan baik sosial, politik, dan ekonomi di tengah masyarkat.

"Karena begini, ada anak muda yang hidup di tengah masyarakat tapi dia itu sering sekali sebagai penonton. Dia enggak bisa menempatkan diri sebagai pelayan di tengah masyarakat,” ucap  Benediktus di acara diskusi virtual Tanya Jawab Cak Ulung bertajuk 'Refleksi Sumpah Pemuda 1928' yang digelar Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (28/10).

Benediktus berpandangan, pemuda saat ini cenderung lebih agresif, memiliki kekuatan yang cukup baik fisik maupun psikis. Namun, kenyataanya mereka di tengah masyarakat sering menjadi beban.

"Tapi saya harap anak-anak muda muncul sebagai pioneer dalam seluruh segmen kehidupan bermasyarakat dan berbangsa,” imbuhnya.

Berkaca dari kondisi pemuda saat ini, Benediktus melihat anak muda jaman sekarang masih sering bersikap apatis dengan kondisi sosial yang dialami masyarkat. Hal itu kerap terjadi, dan menjadi tantangan tersendiri di tengah masyarakat.

"Pemuda itu dalam seluruh sendi kehidupan berbangsa, mereka yang berperan 100persen tapi sekarang justru mereka sedikit apatis, ini tentu bagian dari realita bahwa organisasi pemuda saat ini sering pecah belah," ujarnya.

Menurutnya, hal itu merupakan konsekuensi dari pemahaman persatuan di antara pemuda itu sendiri.

"Jadi seringkali persatuan kita itu dipahami secara pragmatis,hanya dipakai oleh kepentingan tertenu untuk membangun peradaban anak muda Indonesia bagi saya saat ini mesti ada perbaikan," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA