Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Indonesia Terpilih Presidensi G-20, PMII: Bukti Apiknya Diplomasi Jokowi di Dunia Internasional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Selasa, 02 November 2021, 14:18 WIB
Indonesia Terpilih Presidensi G-20, PMII: Bukti Apiknya Diplomasi Jokowi di Dunia Internasional
Ketua Umum PB PMII, M. Abdullah Syukri/RMOL
rmol news logo Indonesia resmi memegang tongkat estafet Presidensi Group of Twenty (G-20) dari Italia. Hal ini adalah sejarah karena untuk pertama kalinya Indonesia memegang presidensi G-20.

Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Muhammad Abdullah Syukri mengapresiasi capaian Indonesia di era Presiden Joko Widodo ini.

Abdullah Syukri mengatakan bahwa Indonesia patut berbangga karena dapat terpilih sebagai tuan rumah G-20. Terlebih Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk sebagai anggota G-20.

Lebih dari itu, pria yang karib disapa Abe ini menjelaskan, jika kita amati sejak 2019 Indonesia tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di antara negara G-20 pada kuartal I 2019, yakni sebesar 5,07 persen.

Analisa Abe, Indonesia dua angka di belakang raksasa ekonomi Asia, China sebesar 6,4 persen dan India sebesar 5,8 persen.

"Kita patut berbangga diri dengan terpilihnya Indonesia sebagai presidensi G-20. Ini menjadi bukti bahwa Indonesia adalah negara yang dipandang mampu menjaga stabilitas ekonomi dunia," papar Abdullah Syukri.

Pada masa pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 lalu, Indonesia mengalami kontraksi ekonomi sebesar 2,07 persen. Meski demikian, catatan Abe, apabila dibandingkan negara lain, kontraksi ini tidak lebih parah daripada negara baik di tingkat ASEAN maupun G20.

"Kontraksi ekonomi kita (Indonesia) masih tergolong resiko rendah. Perancis mengalami kontraksi sebesar minus 9 persen, Singapura 6 persen, Thailand 9,6 persen, Arab Saudi 3, 2 persen, Inggris 10 persen, bahkan Italia 9,2 persen, sedangkan Indonesia 2, 07 persen, ini tentu sebuah capaian dari kerja keras Presiden Joko Widodo," demikian penjelasan kader asal Universitas Brawijaya ini.

Abe menambahkan, Indonesia mulanya akan menjadi presidensi pada tahun 2023, namun terlepas dari kenapa dan ada apa Indonesia menjadi presiden G-20 pada tahun 2022 tentu ini atas kepercayaan dunia internasional.

Selain itu, Abe menilai, ditetapkannya Indonesia menjadi Presidensi G-20 menjadi bukti bahwa ketika dunia terkena badai pandemi, Indonesia dinilai kokoh dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

"Kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia tentu tidak terlepas dari rajutan diplomasi apik yang telah dibangun oleh presiden Jokowi dan kabinetnya di dunia internasional," Imbuh Abe.

Penyerahan tersebut dilakukan saat KTT G-20 yang berlangsung di Roma Italia, Minggu (31/10). Perdana Menteri Italia Mario Draghi secara resmi menyerahkan tongkat estafet kepada Presiden Joko Widodo yang kemudian mengetukkan palu sebagai simbolis.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA