Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perlombaan Mimbar Bebas untuk Peringatan Hari HAM Sedunia Bentuk Sikap Kapolri yang Terbuka Dikritik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Kamis, 25 November 2021, 02:58 WIB
Perlombaan Mimbar Bebas  untuk Peringatan Hari HAM Sedunia Bentuk Sikap Kapolri yang Terbuka Dikritik
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo/Net
rmol news logo Peringatan hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia atau International Human Rights Day pada 10 Desember 2021 dirayakan Mabes Polri dengan menggelar perlombaan orasi.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Penyelanggaraan Lomba Orasi Polri ini dinilai sejumlah aktivis kepemudaan sebagai satu langkah maju dan inovatif dari kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Lomba orasi yang dilaksanakan oleh Mabes Polri memperebutkan Piala Kapolri adalah satu inovasi yang luar biasa, awesome," kata aktivis kepemudaan, Karman BM melalui keterangan tertulisnya pada Rabu (24/11).

Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi salah satu yang baru di tubuh Polri dalam hal penanganan dan kanalisasi suara publik Lomba Orasi ini. Sekaligus menunjukan bahwa Polri secara institusi sangat terbuka dan tidak antipati dengan kritik sosial.

Menurut mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) itu, beberapa waktu lalu sentimen negatif terhadap Polri sempat meningkat.

Apalagi kata Karman, jika dikaitkan dengan adanya peristiwa-peristiwa dan pelanggaran oleh oknum-oknum Polri di beberapa tempat. Seperti hastag percuma lapor polisi gara-gara penghentian penyelidikan dugaan satu tindak pidana di Sulawesi Selatan.

Bahkan yang teranyar, ada anggota Polri yang membanting mahasiswa di Tangerang. Selain itu, terdapat mahasiswa yang terluka akibat salah prosedur penanganan demontrasi di Mataram yang mengakibatkan aksi unjuk rasa berlanjutan.

"Syukur pengelolaan isu nya sangat apik," imbuhnya.

Namun demikian, Karman melihat perlombaan orasi Polri sangat strategis untuk mengembalikan citra Polri dan merekatkan hubungan dengan masyarakat, dengan memperkuat komitmen Polri yang humanis dan profesional.

"Dengan Lomba ini menurut saya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sangat terbuka dengan kritik dan evaluasi dari publik. Cara-cara penanganan krisis di media sangat smooth. Beliau langsung memberikan arahan perbaikan dimulai dari top manajemen," tuturnya.

Maka dari itu, Karman menilai komitmen Kapolri Sigit untuk mewujudkan Polri yang PRESISI patutu diacungi jempol. Karena sejumlah oknum polisi yang diketahui melanggar aturan dan hukum di sejumlah daerah, langsung ditindak tegas.

"Tak tanggung, dengan menyitir pribahasa kuno, 'ikan busuk dimulai dari kepala', tentu maksudnya merubah lembaga kepolisian haru dimulai dari atas, top manajemen dan pimpinan," katanya.

Lebih lanjut, Karman berharap perlombaan orasi Polri bisa menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk memberikan masukan dan kritik kepada Polri dari dekat, sekaligus kesempatan bagi Polri untuk menerima kritik yang pedas dari para demonstran.

Lomba Orasi Polri ini, lanjutnya, juga menjadi sarana autokritik untuk Polri. Sebab, Kepolisian adalah lembaga negara yang diberikan power oleh undang-undang untuk menegakkan hukum dan dipersenjatai. Sehingga, akan rawan bila kesadaran akan amanah dan tanggung jawabnya hilang, polisi bisa menjadi semena-mena.

"Jadi saya pikir Lomba Orasi ini sangat positif. Selain untuk mengedukasi masyarakat agar dalam berunjukrasa dan menyampaikan aspirasi harus sesuai aturan dan hukum yang berlaku, ini juga menjadi autokritik demi perbaikan Polri yang lebih baik. Dan juga, demi menjaga demokrasi dan tegaknya negara hukum,"tandas Karman.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, lomba gelar untuk memberi ruang bagi masyarakat dalam menyampaikan aspirasi. Sekaligus edukasi ke masyarakat tentang penyampaian aspirasi yang seusai dengan aturan.

Tema keseluruhan lomba orasi ini berkaitan dengan HAM. Polri membebaskan peserta untuk menyampaikan orasinya dalam bentuk kritik ataupun masukan yang membangun.

Nantinya, para pemenang akan mendapat hadiah uang tunai. Juara 1 bakal diganjar Rp50 juta. Kemudian, Rp30 juta untuk juara 2 dan Rp20 juta bagi juara 3. Peserta diseleksi dari tingkat Polda untuk kemudian berlomba di Mabes Polri.

Seluruh elemen masyarakat dapat ikut dalam rangkaian kegiatan lomba ini. Mulai dari mahasiswa, buruh, tani, dan elemen masyarakat lainnya dalam bentuk satu tim yang terdiri 5 sampai 15 orang.

Pendaftaran lomba dibuka mulai 25 November hingga 30 November 2021. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA