Rombongan FKPM dipimpin oleh Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Komjen (Purn) H Syafruddin dan diterima langsung oleh Sekjen Majma' Buhuts al-Islamiyyah, Syaikh Prof Dr Nadzir Ayyadh.
Pertemuan tersebut dilakukan dalam rangka mengajukan muadalah (penyetaraan) ijazah pesantren yang tergabung dalam FKPM dengan Al-Azhar.
"Kita berharap santri mendapat lebih banyak kesempatan untuk belajar di Al-Azhar. Kelak, para santri yang menjadi alumni Al-Azhar diharapkan menyebarkan ajaran Islam yang wastiyah di Indonesia sehingga kiprah alumni Al-Azhar bisa dirasakan oleh rakyat Indonesia," ujar Syafruddin dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/11).
Sementara itu, Sekjen FKPM yang juga pengasuh pesantren Termas KH Luqman Al-Hakim Harist Dimyati menyebut, ada sekitar 40-an pesantren dari unsur salafiyah maupun ashriyah mengajukan muadalah.
Beberapa di antaranya Tremas, Manonjaya, Al-Ikhlas Taliwang, Darusaalam Bogor, Baitul Hidayah Bandung, Al-Mizan Banten, Darul Azhar Banten, Mawaridussalam Medan, Al-Amien Madura, Al-Amanah Al-Gontory Tangerang, Darul Quran Tangerang, Al-Ishlah Bondowoso, dan lain-lain.
Sebelum ini, ada sembilan pesantren yang telah mendapatkan muadalah, di antaranya Darussalam Gontor, Darunnajah Jakarta, Tazakka Batang, Al-Ikhlas Kuningan, Amanatul Ummah Mojokerto, dan Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Sekjen Syaikh Nadzir menyambut baik niat delegasi pimpinan pesantren sebagai salah satu bentuk kaderisasi dan investasi sumberdaya manusia. Ia memastikan, Al-Azhar terus berkomitmen dalam menyiapkan ulama-ulama mumpuni di masa depan.
Dalam kunjunganya ke Kairo, Syafruddun turut didampingi beberapa tokoh, yakni pimpinan Pondok Modern Gontor, Prof Dr KH Amal Fathullah Zarkasyi; pengasuh Pondok Pesantren Termas, KH Luqman Haris Haris Dimyati; dan Ustaz Dasad Latif.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: