Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Integrasi Sudah Final, Peringatan Kemerdekaan Papua Barat 1 Desember Hanya Ilusi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Rabu, 01 Desember 2021, 07:17 WIB
Integrasi Sudah Final, Peringatan Kemerdekaan Papua Barat 1 Desember Hanya Ilusi
Ilustrasi/Net
rmol news logo Integrasi Papua dipastikan sudah final. Sejarah jangan dijadikan momok, namun harus dipelajari sehingga tidak salah.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Hal ini ditegaskan mantan aktivis OPM, John Norotouw, saat mengikuti webinar bertajuk "Ilusi 1 Desember Sebagai Kemerdekaan Papua Barat" yang diadakan PPID, Selasa (30/11).

“Integrasi teritorial sudah final. Saya harap anak-anak Papua yang sedang belajar di mana saja untuk mengerti. Sejarah itu bukan momok, tapi harus dipelajari,” kata John, dikutip Kantor Berita RMOLJakarta.

Menurut John, Papua adalah salah satu perekat kuat tali nasionalisme yang dibangun di atas rasa cinta persaudaraan.

"Kehadiran Papua dalam Indonesia ini adalah sesuatu terjadi atas kehendak Maha Kuasa,” tegas John.

Hal senada disampaikan Koordinator PPI Dunia Kawasan Asia-Oseania, Achyar Al Rasyid, yang mengatakan bahwa peringatan kemerdekaan Papua Barat pada 1 Desember hanya ilusi saja.

Pasalnya, berdasarkan hukum internasional maupun sejarah, tidak ada yang bisa membenarkan peringatan kemerdekaan Papua Barat.

"Belanda sendiri tidak ada dokumen yang menjelaskan Papua merdeka. Sedangkan sejarah mencatat, warga Papua ikut berjuang untuk kemerdekaan NKRI. Bahkan, dalam sejarah Sumpah Pemuda juga ada peran Papua," jelas Achyar.

Achyar menambahkan, pembangunan di Papua terbilang sangat baik, terlebih di era Presiden Joko Widodo. Di antaranya, penyelenggaraan PON XX yang sukses dan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol sebagai penghubung dan lainnya.

"Pemerintahan Jokowi dengan dana Otsus membuat pembangunan sangat pesat," kata Achyar.

Sehingga Achyar mendorong anak muda Papua yang sedang belajar di luar negeri untuk menjaga nama baik bangsa.

Mereka harus mempererat persaudaraan dan saling memonitoring. Jangan sampai, ada yang terpengaruh dengan ajakan atau penggalangan oleh kelompok separatisme.

"Mari kita sampaikan fakta, berita positif tentang Papua dan Indonesia. Terpenting, setelah belajar di luar negeri jangan lupa pulang membangun Papua dan NKRI," demikian Achyar. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA