Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ahmad Basarah: Lawan Penetrasi Ideologi Asing dengan Pancasila

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Senin, 06 Desember 2021, 19:16 WIB
Ahmad Basarah: Lawan Penetrasi Ideologi Asing dengan Pancasila
Ketua Umum DPP PA GMNI Ahmad Basarh bersama petinggi PA GMNI lainnya usai membuka Kongres keempat/RMOL
rmol news logo Setiap upaya penetrasi ideologi asing yang bertentangan dengan ideologi negara tidak dapat dibiarkan, apalagi ditolerir. Penetrasi itu, hanya bisa dicegah dengan kebersamaan dalam bingkai ideologi Pancasila.

Begitu dikatakan Ketua Umum DPP Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Ahmad Basarah dalam pidatonya pada pembukaan Kongres IV PA GMNI di Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (6/12).

Kongres yang berlangsung hybrid yakni secara fisik dan virtual mengusung tema “Nasionalisme Menjawab Tantangan Zaman”. Kongres dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo melalui konferensi video dari Istana Negara, Jakarta.

PA GMNI, kata Basarah, mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo yang konkret dalam berupaya melawan ideologi transnasional dengan kebijakannya menetapkan Hari Santri Nasional dan Hari Lahir Pancasila.

"Kebijakan Presiden tersebut sebagai simbol persenyawaan antara Islam dan kebangsaan sebagaimana kesepakatan awal para pendiri bangsa,” kata Basarah.

Basarah juga mengapresiasi pembentukan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai organ negara yang menjadi leading sector dalam pembinaan mental ideologi bangsa.

Menurutnya, keputusan membentuk BPIP, telah menunjukkan konsistensi pemerintah dalam melaksanakan dan mengamalkan ideologi negara.

Bagi politisi PDI Perjuangan ini, nasionalisme menjadi penting untuk mengelola loyalitas primordialisme agar tidak berada di atas loyalitas nasional.

Selain itu, nasionalisme dapat dijadikan sebagai kekuatan pertahanan nasional terhadap ancaman yang datang dari dalam maupun luar negeri.

Basarah mengatakan, PA GMNI harus bisa melakukan elaborasi, adaptasi dan kontekstualisasi nasionalisme agar tidak berhenti sebatas nasionalisme romantik.

“Sebuah bangsa akan menjadi bangsa yang maju jika bangsa tersebut mampu berpegang teguh pada falsafah dan budaya bangsa itu sendiri. Bangsa Indonesia-pun akan menjadi bangsa yang maju jika kita tetap berpegang teguh pada falsafah dan budaya bangsa kita sendiri,” terangnya.

Masih kata Basarah, PA GMNI akan terus mendorong adanya persatuan dan sinergitas nasional yang semakin kokoh.

Secara khusus, antara golongan kebangsaan dan golongan Islam yang pada tanggal 18 Agustus 1945 telah mengikatkan diri dalam perjanjian luhur para Pendiri Bangsa, menjadikan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia Merdeka.

Hal ini, lanjutnya, sebagaimana telah direkonstruksikan kembali secara simbolik oleh Presiden Jokowi melalui Keppres Hari Santri dan Keppres Hari Lahir Pancasila.

Dikatakan pria yang juga Wakil Ketua MPR RI ini, jika golongan Islam dan nasional bersama dan bermitra dengan TNI/Polri bakan segala ancaman bangsa akan teratasi.

“Bukan hanya segala tantangan dan ancaman yang datang dapat kita atasi secara bersama, tetapi juga bangsa kita akan dapat melaksanakan pembangunan nasionalnya dengan sebaik-baiknya,” demikian Basarah.

Selain Basarah, hadir secara fisik di arena kongres, antara lain mantan Ketua Presidium PA GMNI Palar Batubara, Ketua Dewan Ideologi yang juga Hakim Konstitusi Arif Hidayat, Ketua Dewan Pakar Theo L. Sambuaga, Sekretaris Jenderal DPP PA GMNI Ugik Kurniadi, Ketua DPD PA GMNI Jabar Abdy Yuhana, Ketua Panitia Pelaksana Karyono Wibowo.

Turut hadir Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Sekretaris Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri Imran, dan Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar Ono Surono, serta para pimpinan DPD PA GMNI seluruh Indonesia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA