Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menko Airlangga: Indonesia Mampu Tangani Pandemi dan Pemulihan Ekonomi Secara Berimbang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Kamis, 09 Desember 2021, 10:16 WIB
Menko Airlangga: Indonesia Mampu Tangani Pandemi dan Pemulihan Ekonomi Secara Berimbang
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto/Net
rmol news logo Perekonomian Indonesia sudah ditangani dengan cukup baik pada masa pandemi Covid-19. Diharapkan pada Triwulan IV-2021, pertumbuhan ekonomi bisa menyentuh angka 4,5 persen hingga 5,5 persen (yoy) dan untuk pertumbuhan tahunan sepanjang tahun 2021 ditargetkan sebesar 3,7 persen hingga 4 persen (yoy).

Begitu tegas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Webinar Solopos Outlook Ekonomi 2022 tentang “Penguatan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkelanjutan” pada Rabu (8/12).

Airlangga mengurai, pada Triwulan III tahun 2021, data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,51 persen (yoy). Pulau Jawa memberikan kontribusi ekonomi tertinggi sebesar 57,55 persen dengan nilai pertumbuhan ekonomi sebesar 3,78 persen dan kemudian diikuti oleh kontribusi ekonomi yang cukup signifikan sebesar 21,95 persen dari Pulau Sumatera dengan nilai pertumbuhan ekonomi sebesar 3,03 persen.

Singkatnya, Airlangga menekankan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang mampu secara berimbang menangani pandemi dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).

“Kuncinya adalah kebijakan fiskal dan moneter yang pas, serta kombinasi kerja sama antara Pemerintah dan Bank Indonesia dalam burden sharing, dan yang ketiga adalah reformasi struktural yang dilakukan melalui UU Cipta Kerja,” jelasnya.

Tidak sedikit lembaga internasional, termasuk Bank Dunia, yang mengapresiasi upaya Indonesia dalam menyeimbangkan penanganan Covid-19 dan PEN. Apresiasi itu menjadi penegasan bahwa Indonesia mampu “berdiri sendiri” di tengah pandemi.

Kredibilitas itu sangat membantu ketika Indonesia diamanatkan untuk memegang Presidensi G20 dan Indonesia akan bersama-sama negara anggota lainnya menentukan arah global ke depan.

“Pada G20 kali ini, negara-negara berkembang akan terwakili, karena Indonesia adalah Presidensi pertama dari kelompok negara berkembang. Kita juga mengundang negara yang menjadi Ketua Uni Afrika yaitu Republik Demokratik Kongo, serta yang merepresentasikan pembangunan progresif di Afrika yaitu Rwanda. Prinsipnya di G20 Indonesia adalah Recover Together, Recover Stronger, jadinya no one left behind,” tutur Menko Airlangga.

Dengan adanya pertumbuhan yang terus positif, sambung Ketua Umum Golkar itu, Pemerintah Indonesia tetap optimis untuk mencapai target jangka panjang perekonomian Indonesia untuk keluar dari middle income trap, dan mencapai Indonesia Maju di 2045.

“Pemerintah mendorong hilirisasi terus berjalan, termasuk di industri kelapa sawit. Ini menjadi salah satu andalan ekspor, menyusul industri baja dan nikel,” ucap Menko Airlangga seperti diberitakan laman Ekon.go.id.

Selain itu, optimisme ini juga didukung dengan adanya bonus demografi penduduk Indonesia. Hasil sensus penduduk Indonesia (BPS, 2020) menunjukkan bahwa 25,87 persen penduduk Indonesia merupakan penduduk dengan rentang usia 24 hingga 39 tahun (Generasi Milenial), dan 27,94 persen adalah penduduk dengan rentang usia 8-23 tahun (Gen Z), yang akan membentuk tingginya potensi struktur jumlah penduduk usia produktif.

Dengan demikian, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi dalam rentang waktu 2020-2035. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA