Syahganda menyatakan, melalui threshold 0 persen, Indonesia bisa menghasilkan pemimpin yang memiliki
political will terhadap pemberantasan korupsi.
"Ada kemajuan Ketua KPK yang sekarang, ternyata dia juga masuk pada tema ini. Mudah-mudahan ini positif daripada kecurigaan kita ke KPK selama ini," ujar Syahganda dalam sebuah webinar yang diselenggarakan BEM FISIP UMJ bertajuk "Bedah Tuntas Arah Gerak KPK", Rabu sore (15/12).
Syahganda mengatakan, Indonesia akan terus menghasilkan pemimpin yang dibiayai para cukong apabila masih ada ambang batas pencalonan presiden.
Pun demikian dengan penerapan ambang batas presiden 20 persen yang saat ini berlaku. Baginya, ambang batas tersebut adalah persekongkolan jahat para partai politik dan pemilik modal untuk menentukan calon presiden.
"Karena presiden itu dibatasi oleh dua orang, biar didesain. Itu ada teorinya,
the second best. Orang-orang baik, pinter, mampu, teladan, saleh, tidak boleh masuk pada pertarungan, itu harus diseleksi," demikian Syahganda.
Selain Syahganda, webinar Bedah Tuntas Arah Gerak KPK itu juga turut dihadiri oleh peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: