Menyikapi hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, menginstruksikan kepada jarannya untuk terus mempercepat pembangunan infrastruktur digital di seluruh penjuru Indonesia.
Upaya ini dilakukan untuk menangkap peluang di tengah tren positif pertumbuhan sektor Informatika dan Komunikasi (Infokom) nasional.
Pasalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan sektor sektor informasi dan komunikasi pada kuartal I 2021 tumbuh hingga 8,7 persen, kuartal II 6,87 persen dan kuartal III 5,51 persen secara
year-on-year (yoy).
"Dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional per kuartal yang cenderung fluktuatif, sektor Infokom secara konsisten tumbuh positif dan masih berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional maupun global," ujar Jurubicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (31/12).
Sebagai prasyarat bagi transformasi digital, pembangunan infrastruktur digital terus dilakukan secara komprehensif di tiga lapisan, yakni di lapisan
backbone,
middle-mile, dan
last-mile, baik di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal), maupun di daerah non-3T pada tahun 2021 ini.
Di lapisan backbone atau tulang punggung, dijelaskan Dedy, Kementerian Kominfo telah melakukan penggelaran jaringan kabel serat optik Palapa Ring, baik Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah, maupun Palapa Ring Timur. Tahun 2021 ini sendiri merupakan tahun evaluasi atas pemanfaatan Palapa Ring.
"Untuk meningkatkan utilisasi Palapa Ring, masih dibutuhkan penggelaran
fiber optic untuk menghubungkan titik
fiber optic yang belum terhubung baik di darat maupun di laut (SKKL)," katanya.
Sementara itu di lapisan
middle-mile, sektor telekomunikasi dan informatika Indonesia saat ini mendayagunakan sembilan satelit telekomunikasi dengan kapasitas total 50 Gbps. Selain itu, proses konstruksi satelit multifungsi SATRIA-I juga telah dimulai untuk memenuhi kebutuhan kapasitas satelit yang makin meningkat.
"Pada tahun 2021 telah dimulai rangkaian proses konstruksi satelit multifungsi SATRIA-I dengan kapasitas 150 Gbps, termasuk pembangunan komponen satelit dan roket di Prancis dan Amerika Serikat, serta 11 stasiun bumi di Indonesia," terang Dedy.
Terakhir, di lapisan
last-mile, Kementerian Kominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) telah memulai pembangunan base transceiver station (BTS) di 9.113 desa/kelurahan yang belum memiliki akses 4G di wilayah 3T, serta bersinergi dengan operator seluler untuk pembangunan BTS di 3.435 desa/kelurahan di wilayah non-3T.
Setelah tersedianya akses konektivitas bagi masyarakat, Dedy menyatakan bahwa Kementerian Kominfo juga berkomitmen untuk menjaga kualitas layanan tekomunikasi.
"Kementerian Kominfo telah menyelesaikan pembangunan Pusat Monitoring Telekomunikasi (PMT) yang akan mengukur
Quality of Service (QoS) dan
Quality of Experience (QoE)," tambahnya.
Ditambahkan Dedy, PMT dibangun untuk memastikan kualitas layanan telekomunikasi di Indonesia serta menindaklanjuti layanan atas keluhan masyarakat terkait gangguan layanan secara real-time di 514 kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: