Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengurai, jika Kepala BRIN Laksana Tri Handoko memang seorang yang cerdas, maka sudah barang tentu sejumlah langkah antisipatif dilakukan.
Laksana, sambungnya, pasti bisa memastikan agar para periset dan peneliti yang terpaksa berhenti itu bisa tetap bekerja di lembaga yang dirinya pimpin.
“Tapi ternyata segitu doang, inovasinya nol,†ujar Hendri Satrio dalam akun Twitter pribadinya, Minggu (2/1).
Sejumlah pegawai Eijkman diberhentikan karena LBME dilebur dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Sementara kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menjelaskan bahwa pemecatan dilakukan BRIN karena LBME banyak merekrut tenaga honorer yang tidak sesuai ketentuan yang berlaku.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.