Pandu bertanya-tanya soal batu uji yang dipakai BPS untuk mengukur kebahagian seseorang. Pasalnya, dia menilai kebahagian sebagai suatu kondisi yang kompleks.
Sementara, BPS menyebut Indeks Kebahagian di Indonesia naik 0.8 poin dibanding tahun 2017, padahal Indonesia tahun kemarin masih dalam situasi Pandemi.
"Ada problema besar dalam pengukuran,
measurement bias," ujar Pandu melalui akun Twitternya, Selasa (4/12).
Menurut Pandu, dalam proses memaknai kebahagian yang dilakukan oleh BPS justru mempelihatkan satu permasalahan di dalam pengukuran atau statistik yang ada.
"Ada problem interpretasi. Kita perlu skeptis," katanya.
Maka dari itu, Pandu menyimpulkan bahwa data yang disajikan dalam statistik bisa saja disalahgunakan, sehingga tidak menunjukkan fakta yang sebenarnya.
"Statistik pun bisa dipakai untuk berbohong," tuturnya.
Lebih lanjut, Pandu menyampaikan pandangannya terkait kebahagian.
Dia menyatakan,
"Happiness is an attitude. We either make ourselves miserable, or happy and strong. The amount of work is the same,," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.