Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pengamat: Gara-gara Ahok Koar-koar, Indonesia Gagal Dapat Barang Bagus dari Jerman

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Sabtu, 08 Januari 2022, 19:43 WIB
Pengamat: Gara-gara Ahok Koar-koar, Indonesia Gagal Dapat Barang Bagus dari Jerman
Komisaris Utama (Komut) Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok/Net
rmol news logo Kegagalan Indonesia Battery Corporation (IBC) mengakusisi perusahaan mobil listrik asal Jerman patut disayangkan. Apalagi, Indonesia kalah cepat dari BUMN dari Singapura dalam mendapatkan perusahaan yang oleh  Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia disebut sebagai “barang bagus”.

Kegagalan ini diduga terjadi karena adanya kegaduhan yang sempat terjadi. Di mana beberapa waktu lalu Komisaris Utama (Komut) Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berkoar-koar mengkritik rencana langkah IBC mengakusisi mobil listrik itu.

Bahkan Ahok mempublikasikan kritiknya itu lewat akun YouTube pribadi.

Begitu duga pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Sabtu petang (8/1).

"Gara-gara koar-koar jadi batal (dapat barang bagus dari Jerman). Mungkin batal beli tersebut salah satu faktornya koar-koarnya Ahok," katanya.

Ujang Komarudin mengatakan bahwa perusahaan asal Jerman tersebut sudah barang tentu berpikir simpel dalam berjualan. Rumusnya sederhana, siapa yang lebih dulu memberi penawaran menarik, maka dia yang akan mendapat barang tersebut.

“Ya seperti penjual, siapa cepat dia dapat,” tuturnya.


Menteri Bahlil menyayangkan perusahaan itu tidak jadi milik Indonesia. Padahal secara kualitas terbilang cukup bagus, bahkan hingga BUMN dari Singapura tertarik.

“Barang itu barang bagus. Kita bilang, ini rugi lah, apa lah. Belum kerja aja sudah bilang rugi," kesalnya.

Bahlil juga tegas menepis isu adanya modus penggelembungan harga alias mark-up dalam rencana IBC untuk mengakuisisi perusahaan mobil listrik asal Jerman tersebut. Ia menegaskan bahwa sudah jelas-jelas sangat transparan dalam prosesnya

"Ada yang bilang bahwa ini terjadi mark-up, mark-up apaan, buktinya tuh transparan belinya," kata Bahlil. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA