Hal itu tak lepas dari gagalnya Indonesia mengakuisisi pabrik mobil listrik Jerman dan jatuh ke Singapura yang disinyalir gara-gara Ahok.
"Baru terjadi di Indonesia ada komisaris BUMN lebih 'sakti' dari menteri yang menandatangani SK pengangkatannya sebagai komisaris," ujar Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (10/1).
Bagi Satyo, akuisisi perusahaan mobil listrik Jerman tersebut kandas tak lepas karena ulah mantan Gubernur DKI Jakarta yang belum lama ini mempolemikkan rencana akuisisi.
"Sang komisaris tersebut bahkan menentang visi Presiden Jokowi yang menginginkan Indonesia jadi pemain utama produsen mobil listrik," kata Satyo.
Di sisi lain, Satyo mengkritik pemerintahan Joko Widodo ini gagal menjalankan konsep
good governance akibat bermain dengan orang 'titipan' oligarki.
"Sangat terang dan jelas Komisaris Pertamina tersebut bukanlah orang yang ditempatkan dan menjadi representasi pemilik saham mayoritas perusahaan BUMN Pertamina, entah siapa bosnya," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: