Padahal, kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, tokoh-tokoh seperti mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, Kepala BIN Budi Gunawan (BG), hingga Ketua KPK Firli Bahuri Berhak untuk bertarung di pesta 5 tahunan itu.
Sekalipun, Ujang tidak memungkiri bahwa nama-nama itu terbilang berat dalam mendongkrak elektabilitas lantaran tidak ada yang bergulat di partai politik, kecuali Moeldoko.
"Berat (jadi calon potensial). Tapi berhak untuk maju," ujar Ujang kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (12/1).
Ujang menekankan bahwa semua anak bangsa yang memiliki kualifikasi sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden pantas untuk maju.
Nantinya, mereka akan disajikan ke hadapan rakyat, sehingga rakyat yang akan menentukan.
“Namun jangan lupa rumus dasar pilpres itu, seorang figur siapapun dia harus memiliki elektabilitas yang tinggi. Jika tak ada elektabilitasnya, ya sulit mendapat dukungan partai dan sulit juga untuk menang," jelas Ujang.
Untuk itu, dia mengingatkan bahwa para tokoh purnawirawan TNI-Polri perlu mendapat dukungan dari koalisi partai politik, agar bisa tampil di pilpres.
“Harus bisa membangun koalisi partai hingga bisa mendapat dukungan 20 persen PT," pungkas Ujang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: