Anggota Komisi VII DPR RI Arkananta Akram menolak klaim tersebut saat rapat kerja bersama kementerian ESDM, Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Kamis (13/1).
Alasannya karena wilayah Kalimantan Utara belum teraliri listrik secara sempurna, bahkan mayoritas masih gelap.
“Masih lebih gelap daripada negara tetangga, yaitu Malaysia. Apalagi kalau kita masih melihat dari kabupaten Nunukan, Pulau Sebatik itu masih gelap. Padahal ini sudah 2022,†kata Arkananta dalam rapat bersama Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Arkananta meminta penjelasan Arifin mengenai wilayah Kaltara yang belum teraliri listrik.
“Kenapa masyarakat Kaltara masih gelap?†tegasnya.
Legislator dari Fraksi Nasdem ini mengurai bahwa jumlah penduduk di Kaltara memang hanya 1 persen dari populasi Indonesia atau hanya 750 ribu orang. Namun, dia berpandangan, Kaltara merupakan wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia yang seharusnya tidak gelap gulita.
“Apakah mereka adalah masyrakat terluar, di mana masyarakat 3T yang lain yang tidak bisa diperhatikan? Saya kira ini justru menjadi pintu rumah sebagai masyrakat Indonesia,†sambung Arkananta
“Masak lampu teras kita mati, terus kita mengatakan rumah kita memiliki listrik dan lampu, padahal ketika masyarakat Malaysia melihat dari Kaltara ya itu sangat gelap sekali,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.