Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Demokrasi Dibajak, Hariman Siregar: Pemilik Modal yang Tadinya Main di Belakang, Sekarang Duduk di Pemerintahan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Sabtu, 15 Januari 2022, 14:47 WIB
Demokrasi Dibajak, Hariman Siregar: Pemilik Modal yang Tadinya Main di Belakang, Sekarang Duduk di Pemerintahan
Pentolan Aktivis Malari, Hariman Siregar/Repro
rmol news logo Demokrasi di Indonesia dewasa ini mengalami degradasi hingga berjalan terseok-seok. Ini akibat adanya kekuatan modal yang bercokol menguasai seluruh tatanan kehidupan bangsa Indonesia.

Keberadaan pemodal, merupakan penyakit lama bangsa Indonesia yang tak kunjung usai, sejak tragedi Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) 1974 silam.

Demikian disampaikan pentolan aktivis Malari, Hariman Siregar saat memberikan sambutan pada acara Peringatan 48 Tahun Peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari (Malari), Sabtu (15/1).

"Saking jengkelnya begini kok akhirnya demokrasi itu paling sampai dua periode, setelah itu mulai kembali penyakit lama kita, yang berkuasa itu mulai ya berkuasa gitu, mulai tekan-tekan gitu," kata Hariman.

"Sebenarnya saya sudah melihat ini, aduh, kita udah dibajak sebenarnya dengan uang, makin ke sini makin kuat sekali modal itu. Sehingga tadinya pemilik modal yang tadinya masih di belakang-belakang nyogok sekarang udah duduk di pemerintah," sambungnya.

Hariman sangat tidak menyangka kerusakan demokrasi di Tanah Air ini semakin menguat. Bahkan menurutnya, kerusakan demokrasi terjadi sangat signifikan.

"Jadi, mereka-mereka yang duduk di pemerintahan itu bukan lagi mikir bagaimana sejahterakan rakyat, membuat rakyatnya itu jadi bebas dari ketakutan, bebas dari kelaparan, kemiskinan, semua Atas Nama Rakyat mereka itu justru tikung menikung untuk keuntungan mereka gitu," ungkapnya.

Dia menambahkan, sejak zaman orde lama Soekarno hingga orde baru Soeharto kekayaan didominasi oleh tiga kelompok antara lain kontrak pemerintah, mereka yang dapat lisensi tambang dan hutan, lalu kredit.

"Itu kan selesai dengan reformasi (1998)," katanya.

Namun, masih kata Hariman, yang terakhir-terakhir ini ia melihat justru makin hari mereka yang duduk di pemerintahan bukan lagi orang-orang yang seharusnya duduk di pemerintahan.

"Udah langsung pedagangnya, mereka memang betul-betul mengembalikan misalnya lisensi kredit dan segala macam itu hukum semua mereka atur itu," keluhnya.

Turut hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh nasional antara lain Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur, Rizal Ramli, aktivis seniornya Bursah Zanubi, sejumlah purnawirawan TNI dan aktivis senior seperti Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, mahasiswa dan peserta yang lainnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA