Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Puncak Omicron Diprediksi Februari-Maret 2022, Komisi XI Minta Pemerintah Siapkan Skenario Terburuk

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Senin, 17 Januari 2022, 19:21 WIB
Puncak Omicron Diprediksi Februari-Maret 2022, Komisi XI Minta Pemerintah Siapkan Skenario Terburuk
Ilustrasi/Net
rmol news logo Pemerintah memperkirakan penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia akan mencapai puncaknya pada pertengahan Februari atau awal Maret 2022. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat, meski dampak yang terjadi tidak terlalu berbahaya dibandingkan varian delta.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Terkait hal ini, anggota komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta pemerintah menyiapkan penanganan varian omicron agar kasus tidak menjolak seperti sebelumnya. Persiapan penanganannya harus maksimal agar tidak kecolongan kembali.

"Berkaca pada gelombang tsunami delta beberapa waktu yang lalu, pemerintah harus mengevaluasi kebijakan penanganan pandemi saat itu. Sistem dan fasilitas kesehatan kita ‘kedodoran’, tenaga kesehatan pun banyak yang berguguran. Oleh karena itu, Pemerintah harus membangun kesiapsiagaan baik di titik hulu, perilaku masyarakat, maupun di titik hilir, yaitu sarana prasarana serta fasilitas kesehatan,” ucap Netty dalam keterangan tertulis, Senin (17/1).



Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI tersebut menilai saat ini penerapan prokes mulai longgar di tengah masyarakat. Dia meminta agar satgas Covid-19 melakukan pengawasan secara ketat agar tidak menimbulkan klaster baru varian omicron ini.

"Kita melihat pelonggaran prokes terjadi di mana-mana. Mobilitas dan aktivitas masyarakat hampir kembali normal seperti sebelum datangnya pandemi. Seharusnya pemerintah melalui satgas bergerak cepat untuk mengencangkan kembali kampanye dan pengawasan prokes 3M/5M,” ucapnya.

Menurutnya, penerapan testing, traccing dan treatmen perlu disiapkan secara masif. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi situasi terburuk dari dampak penyebaran omicron ini.

"Meski sering dikatakan omicron ini tidak separah delta, namun tetap saja ‘preparedness’ harus dilakukan. Testing dan tracing ini harus diikuti dengan whole genome sequencing agar dapat dideteksi varian yang menginfeksi dari sampel yang diperiksa,” demikian Netty.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA