Untuk itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai bahwa figur-figur antikorupsi harusnya mulai dimunculkan pada gelaran Pilpres 2024 mendatang.
Tidak hanya dari unsur Kepala Daerah, unsur kementerian lembaga negara yang potensial juga bisa dipertimbangkan dan disodorkan ke publik untuk Indonesia di masa mendatang.
Misalnya, Ketua KPK Firli Bahuri yang kini menjadi pimpinan di Lembaga Antirasuah. Secara diam tapi pasti, selama kurun waktu 2 tahun 1 bulan sejak dilantik pada 20 Desember 2019 lalu, KPK di era Firli telah melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) sebanyak 17 kali.
"KPK OTT 17 kali dalam 2 tahun, tanda sosok antikorupsi perlu jadi tema utama 2024," kata Ujang kepada
Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Jumat (21/1).
Menurut pengamat dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini, Firli Bahuri juga punya hak untuk menjadi salah satu tokoh alternatif dari unsur Penegak Hukum yang memberantas korupsi dipertimbangkan pada Pemilu 2024 nanti.
"Bisa juga Firli ikut diperhatikan dari unsur penegak hukum KPK, cukup potensial juga di 2024," katanya.
Namun begitu, kata Ujang, terkait elektabilitas, Firli Bahuri memang masih berada di bawah para kandidat capres lainnya, alias masih butuh perjuangan yang keras. Tetapi, ia masih punya kesempatan untuk mendongkrak elektabilitasnya menjelang 2024.
"Jika mengejar elektabilitas, Firli masih harus lebih giat, agar bisa masuk radar Capres 2024," demikian Ujang Komarudin.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: