Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kritik Pandangan Ray Rangkuti, Ahmad Zaki: Hasil Survei Kok Dipercaya?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Minggu, 23 Januari 2022, 05:52 WIB
Kritik Pandangan Ray Rangkuti, Ahmad Zaki: Hasil Survei Kok Dipercaya?
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto/Net
rmol news logo Kedatangan Anies Baswedan dalam acara akad nikah anak dari Nurdin Halid di Makasar, Sulawesi Selatan, dinilai oleh Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Indonesia, Ray Rangkuti, sebagai sinyal keberadaan kelompok-kelompok di internal Partai Golkar yang realistis melihat peluang Airlangga Hartarto pada Pilpres 2024.

Menurut Ray Rangkuti, dengan elektabilitas Airlangga yang masih rendah, sangat kecil Ketua Umum Partai Golkar itu untk bersaing dengan tokoh-tokoh lainnya di Pilpres 2024.

"Saya kira ini bagian dari beberapa kelompok di internal Golkar yang melihat secara realistis bahwa menodorong Airlangga sebagai capres itu enggak realistis," ucap Ray.

Namun demikian, tanggapan Ray tersebut justru dinilai seolah sebagai upaya untuk memecah kekompakan di tubuh Partai Golkar untuk mengusung Airlangga Hartarto sebagai capres pada 2024. Ray dikritik karena menjadikan hasil survei sebagai patokan untuk mengusung capres.

"Hasil hasil survei kok dijadikan patokan dan dipercaya untuk mengusung capres?" kritik Ahmad Zaki dari Ganefo Syndicate Research Center, Minggu (23/1).

"Sebab saat ini lembaga-lembaga survei opini publik terkait dinamika politik di Indonesia sudah makin menjamur dan sudah banyak yang disewa sebagai alat untuk memframing dengan tujuan mempengaruhi pikiran masyarakat dan elite parpol untuk mengusung seorang tokoh yang dianggap layak diusung sebagai Capres nantinya," imbuhnya.

Menurut Ahmad Zaki, masyarakat sudah makin cerdas dalam memilih presiden pada 2024. Sehingga masyarakat pasti akan menjatuhkan pilihan kepada tokoh yang memang benar-benar memiliki kerja nyata dan hasilnya dirasakan masyarakat saat ini jika tokoh tersebut mantan atau pernah jadi pejabat negara

"Bukan lagi memilih pemimpin yang kerjanya banyak pencitraan dengan mengunakan uang negara tapi manfaatnya nol besar bagi masyarakat," kata Ahmad Zaki.

Dituturkan Ahmad Zaki, upaya pembusukan baik di internal maupun eksternal partai tak hanya dialami Partai Golkar. Partai-partai lain pun mengalami situasi serupa.

Seperti Gerindra yang sudah harga mati akan mengusung Prabowo. tetap banyak yang coba menghambat dengan berbagai stereotif yang bertujuan tidak mengusung Prabowo pada Pilpres mendatang.

Begitu pula dengan PDI Perjuangan yang mayoritas ingin  mengusung Puan Maharani sebagai satu satu trah Soekarno dan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, yang sama-sama berpotensi menjadi capres.

Tokoh-tokoh ini dihabisi oleh framing lembaga survei, terang Ahmad Zaki.

"Jadi kita sebagai kader partai jangan mau dibohongi oleh lembaga-lembaga survei yang belum tentu hasil surveinya benar. Karena namanya saja ilmu survei bisa berubah-ubah hasilnya bergantung siapa yang bayar," jelasnya.

"Contoh aja kalau Soklin pesan survei kepuasan pelanggan pada konsultan survei, enggak mungkin hasilnya masyarakat lebih senang pakai Rinso loh...," demikian Ahmad Zaki. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA