Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Prof. Amin Soebandrio: Peneliti Eijkman Kerja di Co-Working Berbahaya bagi Manusia dan Lingkungan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Minggu, 23 Januari 2022, 20:48 WIB
Prof. Amin Soebandrio: Peneliti Eijkman Kerja di Co-Working Berbahaya bagi Manusia dan Lingkungan
Kepala LBM Eijkman Prof. Amin Soebandrio/Repro
rmol news logo Para peneliti handal di lembaga biologi molekuler Eijkman dipaksa kerja di sebuah co-working space di Cibinong Center saat dilebur ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Kondisi ini dikritisi para peneliti, Sebab, jika ada microba yang menempel di orang lain saat peneliti melakukan penelitian berbahaya bagi manusia dan juga lingkungannya.

Hal itu disampaikan Kepala LBM Eijkman Prof. Amin Soebandrio dalam acara diskusi virtual Ada Apa dengan Eijkman Dikawin Paksa?, Minggu (23/1).

Kata Amin, tentu ada banyak perubahan setelah ada perubahan struktur organisasi dan kebijakannya. Meski demikian seharusnya ada langkah yang tepat untuk para peneliti Eijkman.

Prof Amin mengatakan jika satu ruang dalam co-working space itu dipakai secara bersama-sama akan menjadi masalah tersendiri bagi para peneliti Eijkman.

“Itu juga menjadi problem karena kami yang sudah bertahun-tahun bergerak di bidang riset ilmu bukan hanya hayati biasa tapi juga ilmu kesehatan di mana kami menangani sampel-sampel yang berasal dari Malaysia dan itu berpotensi satu mengandung mikroba yang bisa membahayakan manusia dan lingkungan,” katanya.

Selain itu, dalam melakukan penelitian, para peneliti harus bersifat rahasia lantaran mengandung informasi tentang manusia itu sendiri.

Apalagi, saat ini ditambahkan Amin, informasi genetik setiap individur sangat diincar oleh banyak pihak.

“Karena kedepannya kita harus menganut namanya personalize 1 precision medicine dimana satu informasi perorangan itu menjadi sangat penting karena itu bisa dimanfaatkan secara keliru oleh pihak tertentu,” katanya.

Menurutnya, informasi genetik masyarakat Indonesia jika disebarluaskan atau dikomersialkan pihak tertentu atau asing akan merusak ketahanan bangsa.

“Dari sudut pandang sekuriti nasional security ini juga bisa memiliki nilai yang strategis karena kalau misalnya informasi tentang bangsa Indonesia misalnya dikuasai oleh asing maka ke depan kita bisa bayangkan negara tertentu yang mungkin punya niat kurang baik kepada Indonesia,” pungkasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA