Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menkumham Yakin Perjanjian Ekstradisi Indonesia-Singapura Bikin Gentar Pelaku Tindak Pidana

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Rabu, 26 Januari 2022, 10:56 WIB
Menkumham Yakin Perjanjian Ekstradisi Indonesia-Singapura Bikin Gentar Pelaku Tindak Pidana
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) RI Yasonna H. Laoly/Net
rmol news logo Perjanjian ekstradisi Indonesia-Singapura turut ditandatani dalam pertemuan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong di Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (25/1).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Perjanjian ini diteken langsung Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) RI Yasonna H. Laoly dan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum Singapura K. Shanmugam.

“Setelah melalui proses yang sangat panjang akhirnya perjanjian ekstradisi Indonesia-Singapura ini dapat dilaksanakan,” ujar Menteri Yasonna seperti diberitakan laman Setkab, Rabu (26/1).

Dalam perjanjian ini, kedua negara sepakat untuk melakukan ekstradisi bagi setiap orang yang ditemukan berada di wilayah negara diminta dan dicari oleh negara peminta untuk penuntutan atau persidangan atau pelaksanaan hukuman untuk tindak pidana yang dapat diekstradisi.

Yasonna yakin perjanjian ekstradisi ini akan menciptakan efek gentar atau deterrence bagi pelaku tindak pidana di Indonesia dan Singapura.

Perjanjian ekstradisi juga akan mempersempit ruang gerak pelaku tindak pidana di Indonesia dalam melarikan diri. Pasalnya, Indonesia telah memiliki perjanjian dengan negara mitra sekawasan di antaranya Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Australia, Republik Korea, Republik Rakyat Tiongkok, dan Hong Kong SAR.

“Apabila kedua negara dapat dengan segera meratifikasi perjanjian ekstradisi yang ditandatangani, maka lembaga penegak hukum kedua negara dapat memanfaatkan perjanjian ekstradisi ini dalam upaya mencegah dan memberantas tindak pidana yang bersifat lintas batas negara seperti korupsi dan terorisme,” tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA