Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dinilai Bawa Suasana Segar, Gus Yahya Diminta Bantu Hentikan Polarisasi di Masyarakat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Rabu, 02 Februari 2022, 10:57 WIB
Dinilai Bawa Suasana Segar, Gus Yahya Diminta Bantu Hentikan Polarisasi di Masyarakat
Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Anis Matta/Net
rmol news logo Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mengajak Nahdatul Ulama (NU) di bawah pimpinan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) untuk fokus pada agenda pemberdayaan umat. Khususnya mengatasi masalah kemiskinan dan mengakhiri polarisasi di masyarakat yang mulai menunjukkan eskalasi menjelang Pemilu 2024.

"Dengan fokus pada agenda pemberdayaan umat, NU akan menjadi bagian penting dalam kolaborasi menjadikan Indonesia sebagai kekuatan utama dunia,” kata Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta, kepada wartawan, Rabu (2/2).

Anis Matta menilai Gus Yahya dapat membawa suasana yang lebih segar dalam perpolitikan di Indonesia. Sehingga NU harus ikut berusaha untuk mengakhiri polarisasi yang terjadi masyarakat.

Untuk kemudian masuk ke agenda keumatan yang lebih fundamental dan strategis, yakni pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat.

"Semoga suasana yang segar di bawah kepemimpinan baru akan membawa NU ke dalam usaha mengakhiri polarisasi dan masuk ke agenda keumatan yang fundamental dan strategis, yakni pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi," paparnya.

Berdasarkan data BPS, ungkap Anis Matta, angka kemiskinan terbesar di Indonesia ada di Pulau Jawa. Tepatnya di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat yang angkanya mencapai 27 persen.

Kemiskinan tersebut, lanjutnya, terbesar justru berada di lingkungan pesantren. Ini jelas menjadi tantangan terbesar bagi NU untuk mengatasi kemiskinan tersebut, yang selama ini kurang mendapatkan perhatian.

"Kemiskinan adalah masalah utama umat, dan itu terjadi di daerah-daerah yang selama ini menjadi basis NU. Jawa Timur adalah daerah dengan angka kemiskinan tertinggi di Indonesia,” jelasnya.

Anis Matta juga berharap Gus Yahya dapat memberikan perhatian terhadap permasalahan pemberdayaan ekonomi masyakarat. Bukan sebaliknya, turut serta dalam mengembangkan politik polarisasi yang bisa memecah belah umat seperti yang terjadi pada Pemilu 2019 lalu.

"Saatnya kita menghentikan permusuhan antarumat. Baik Wahabi maupun NU kita sama-sama umat Nabi Muhammad SAW, Lebih baik kita bersama-sama mengatasi kemiskinan demi kemaslahatan umat,” demikian Anis Matta. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA