Untuk membedah masalah intoleransi itu, Komunitas Corong Rembug menggelar diskusi publik bertajuk, “Bhinneka Mau Dibawa Kemanaâ€, yang diadakan di Kedai Tjikini, Jakarta Pusat, pada Rabu (2/2).
Forum diskusi tersebut dihadiri perwakilan organisasi mahasiswa sebagai pembicara seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Ketua Bidang Pembangunan Demokrasi dan Pemerintahan PB HMI Ilham Fadli mengatakan, aktualisasi kebhinekaan sejatinya menjadi modal penting yang harus dimiliki pemimpin Indonesia, salah satunya melalui visi gotong royong.
“Hal kecil bisa dilakukan dengan menggemakan giat-giat yang melibatkan kaum milenial dalam bergotong royong, bahu membahu dalam berkehidupan,†ujar Ilham dalam keterangannya, Kamis (3/2).
Dalam kondisi kekinian, kata dia, Indonesia sebetulnya memiliki segudang pemimpin potensial yang mampu mewadahi visi kebhinekaan. Seperti kolaborasi eksekutif dan legislatif dalam komando Presiden Joko Widodo dan Ketua DPR RI Puan Maharani.
“Pemimpin seperti Ketua DPR Puan Maharani dan Presiden Jokowi adalah sosok yang potensial untuk
concern pada masalah intoleransi ini,†katanya.
Ilham meyakini, di masa depan juga cukup banyak pemimpin yang mampu mengimplementasikan visi kebhinekaan dalam setiap derap langkah politik yang dilakukan.
Oleh karena itu, menurutnya, pemimpin tersebut memiliki potensi untuk mendorong giat-giat kemaslahatan yang berefek terhadap kerukunan berkehidupan.
“Melihat Indonesia saat ini yang dihadapkan pandemi, ikhtiar gotong royong sangat diperlukan agar masyarakat Indonesia tetap sehat di masa pandemi ini,†demikian Ilham.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: